Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aktivis Jama’ah Muslimin: Krisis Rohingya Haruskan Umat Islam Bersatu

Nur Hadis - Kamis, 5 Oktober 2017 - 12:33 WIB

Kamis, 5 Oktober 2017 - 12:33 WIB

277 Views

Kuala Lumpur, MINA – Krisis Rohingya mengharuskan umat Islam untuk bersatu, menurut aktivis Pemuda Jama’ah Muslimin (Hizbullah), Muhammad Waliyulloh.

Pandangan itu disampaikan di hadapan sekitar 90 peserta pertemuan NGO Regional membahas isu Rohingya di Pusat Pemuda Internasional, Malaysia, Senin (2/10) lalu.

Waliyulloh yang pada pertemuan tersebut mewakili Lembaga Aqsa Working Group (AWG) Indonesia, menekankan pentingnya perhatian umat Islam pada persatuan.

Sebab, menurutnya, musibah ini bukan hanya masalah kemanusiaan tapi juga akidah.

Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel

“Ini menunjukkan kita sedang diuji oleh Allah rasa ukhuwah Islamiyah terhadap saudara sesama Muslim,” katanya.

Maka, seharusnya umat Islam tidak hanya fokus pada korban, tapi fokus pada diri kita membantu mereka dalam kesatuan.

“Seharusnya pertemuan ini menghasilkan langka lebih strategis, konkret tanpa ada kepentingan golongan, dengan cara berada dalam satu kesatuan, sehingga bantuan nanti akan lebih terarah dan bermanfaat,” katanya.

Wartawan Mi’raj News Agency (MINA), Nurhadis melaporkan dari Malaysia, pertemuan dengan tema Solidarity with Rohingya fot Justice and Peace ini bertujuan untuk merancang strategi dan rencana nyata untuk menangani krisis kemanusiaan Rohingya dengan bersinerginya NGO regional dan internasional.

Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas

Pertemuan ini membahas perkembangan terkini di Arakan (Rakhine) dan Bangladesh, analisis krisis Myanmar, pengalaman NGO kemanusiaan Rohingya, dan advokasi dalam menangani krisis Rohingya.

Acara yang dihadiri puluhan NGO dari berbagai negara seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, Filipina, Turki, Bangladesh, Kamboja, Singapura, India, termasuk perwakilan dari Etnis Muslim Rohingya digelar 2-3 Oktober 2017.

Pengungsi yang sampai saat ini masih terus bertambah. Sejak militer Myanmar melancarkan operasi militer pada 25 Agustus lalu, tercatat 500.000 pengungsi dan diperkirakan 20.000 pengungsi per hari menyeberangi sungai Naf untuk lari ke Bangladesh mengakibatkan ratusan meninggal saat berusaha menyeberang selain kekurangan makanan dan minuman. (L/B01/RI-1).

Mi’raj News Agency (MINA).

Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun  

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia