Berlin, MINA – Ratusan pengunjuk rasa di Berlin menyuarakan demo solidaritas atas nasib Muslim Uighur di depan Konsulat China di Berlin, Sabtu (22/12).
Aksi protes dihadiri perwakilan dari Kongres Uyghur Dunia, Uni Turkestan Timur di Eropa, Asosiasi Berlin Alperenler dan Komunitas Turki Berlin.
Dalam sebuah pernyataan bersama, kelompok-kelompok itu mengutuk pelanggaran hak asasi manusia terhadap Turki Uyghur, mencatat bahwa mereka menjadi sasaran penindasan, kekejaman, dan penyiksaan.
“Mereka hidup dirampas dari semua jenis hak asasi manusia. Hampir genosida sedang dipraktikkan, kewajiban agama mereka dilarang. Mereka juga dipaksa untuk bermigrasi, anak perempuan mereka diambil dari mereka dan dipaksa untuk menikah dengan pria Tiongkok dan mereka dieksploitasi,” bunyi pernyataan seperti diberitakan Yeni Safak.
Tercatat bahwa di tanah air orang Turki Uyghur diubah menjadi “penjara terbuka”, dan mereka menjadi sasaran asimilasi melalui penyiksaan di kamp-kamp penjara.
Pernyataan itu mengatakan sejumlah negara dan organisasi, termasuk PBB, menuntut kunjungan ke wilayah itu tetapi mereka ditolak.
“Masalah Muslim adalah masalah kita, kita tidak akan pernah menyerah untuk mengutuk kekejaman yang diderita saudara kita. Kami berusaha agar mereka hidup dalam kedamaian dan ketenangan dan pemerintah Tiongkok berperilaku sesuai dengan HAM internasional,” imbuhnya.
Ratusan warga berkumpul dan meneriakkan “Kebebasan untuk Turkistan Timur” dan “Hentikan pembantaian!”.
Pada bulan Agustus, Komite PBB untuk Penghapusan Diskriminasi Rasial, dalam sebuah pertemuan yang diadakan di Jenewa, menyatakan bahwa orang-orang Uyghur, yang oleh para pejabat lokal menuduh memiliki pemikiran politik yang tidak menguntungkan, di Daerah Otonomi Xinjiang Uyghur China ditahan di pusat-pusat pelatihan politik.
Perwakilan badan PBB menyatakan bahwa hingga 3 juta orang telah ditahan tanpa keputusan pengadilan.
Human Rights Watch (HRW) sebelumnya telah mengumumkan bahwa pemerintah China sedang melakukan “kampanye sistematis pelanggaran HAM terhadap massa Muslim Turk” di Tiongkok. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina