Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aktivis Kapal Madleen Mulai Mogok Makan di Tahanan Israel

Hasanatun Aliyah Editor : Widi Kusnadi - 46 detik yang lalu

46 detik yang lalu

0 Views

Sejumlah 12 aktivis di atas Kapal Kemanusiaan Madleen dalam upaya menembus blokade Gaza (Foto: Al Jazeera)

Tel Aviv, MINA – Aktivis asal Brasil Thiago Avila memulai aksi mogok makan dan tidak minum saat ditahan oleh otoritas penjajah Israel, menurut pernyataan dari organisasi hak asasi manusia Israel, Adalah yang dilansir Anadolu Agency, Rabu (11/6).

Avila merupakan salah satu dari 12 aktivis internasional yang berada di atas kapal bantuan Madleen yang menuju Gaza, sebelum disita oleh pasukan Israel di perairan internasional pada Senin (9/6) pagi. Para aktivis tersebut berusaha menembus blokade Israel terhadap Jalur Gaza untuk mengantarkan bantuan kemanusiaan.

Para aktivis berasal dari berbagai negara, termasuk Brasil, Prancis, Belanda, Jerman, Swedia, Spanyol, dan Türkiye. Mereka dibawa secara paksa ke wilayah Israel. Empat di antaranya, termasuk aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg, telah dideportasi pada Selasa. Sementara delapan lainnya, yang menolak menandatangani perintah deportasi, saat ini ditahan di Penjara Givon, Ramla.

Menurut Adalah, para aktivis tersebut telah dibawa ke pengadilan imigrasi di Ramla. Tim hukum yang membela mereka menyatakan bahwa tindakan Israel menyita kapal di perairan internasional dan membawa para aktivis ke Israel melanggar hukum internasional. Mereka juga menolak status para aktivis sebagai “penyusup ilegal” yang dianggap tidak berdasar secara hukum.

Baca Juga: Lalu Lintas Bandara Ben Gurion Kembali Terhenti Akibat Serangan Rudal Yaman

Para pengacara mengutuk blokade Israel terhadap Gaza, yang mereka anggap sebagai bentuk hukuman kolektif yang bertentangan dengan hukum internasional, termasuk perintah sementara Mahkamah Internasional dalam kasus genosida yang diajukan Afrika Selatan terhadap Israel.

Adalah menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat bagi para aktivis serta meminta agar mereka dikembalikan ke kapal Madleen untuk melanjutkan misi kemanusiaan mereka ke Gaza.

Para aktivis juga mengeluhkan kondisi buruk di penjara, termasuk kebersihan yang minim, serangan kutu busuk, serta air keran yang tidak layak minum.

Pihak berwenang Israel meminta pengadilan agar para aktivis ditahan hingga 72 jam berdasarkan Undang-Undang Imigrasi Israel, sambil menunggu proses deportasi. Keputusan pengadilan diperkirakan akan segera diumumkan.

Baca Juga: 41 Tentara Israel Tolak Lanjutkan Perang “Demi Politik Netanyahu” di Gaza

Insiden ini terjadi di tengah ofensif militer Israel yang masih berlangsung di Gaza sejak Oktober 2023, yang telah menewaskan hampir 55.000 warga Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Media Ungkap Israel Lancarkan Serangan Udara di Gaza Lindungi Milisi Abu Shabaab

Rekomendasi untuk Anda