Gaza, MINA – Aktivis asal Turki Suayb Ordu yang berada di atas kapal bantuan kemanusiaan Madleen menuju Jalur Gaza menyatakan, dirinya tidak akan memberikan perlawanan apa pun jika Israel melakukan intervensi terhadap kapal tersebut.
“Jika saya terluka atau dibunuh, dan mereka tidak bisa membuktikannya dengan bukti visual, ketahuilah bahwa saya tidak melakukan apa-apa. Bahkan jika mereka menodongkan senjata ke kepala saya dan menembak, saya tidak akan mengangkat tangan. Saya tidak akan berkata apa pun, bahkan tidak akan menatap mata mereka,” ujar Ordu melalui video di akun Instagram-nya, Ahad (8/6).
Pernyataan tersebut muncul di tengah laporan bahwa militer Israel berencana menyerbu kapal Madleen, mendeportasi para aktivis dan akan melepaskan tembakan jika ada perlawanan.
Ordu mengatakan, dirinya bisa dijadikan kambing hitam oleh Israel untuk membenarkan kekerasan yang mungkin terjadi. “Sebagai orang Turki, saya adalah calon kambing hitam,” katanya.
Baca Juga: Rusia dan Ukraina Saling Tuduh, Pertukaran Tahanan Belum Terwujud
Ia menantang Israel untuk mendokumentasikan seluruh aksi jika mereka benar-benar melakukan penggerebekan.
“Jika mereka datang menyerbu kapal ini, kami akan mengenakan pelampung, duduk dengan tangan kosong, dan menunggu. Kami tidak akan melakukan tindakan provokatif apa pun. Jika mereka menyakiti kami, ketahuilah bahwa mereka berbohong.”
“Saya ingin seluruh dunia tahu: saya tidak akan memberikan perlawanan, bahkan dalam ekspresi wajah saya, tidak peduli apa pun yang mereka lakukan. Jika salah satu dari kami terluka, itu murni pembunuhan,” tambahnya.
Kapal Madleen membawa 12 orang, yakni 11 aktivis dan 1 jurnalis dalam misi bantuan kemanusiaan ke Gaza, termasuk aktivis iklim asal Swedia Greta Thunberg, anggota Parlemen Eropa Rima Hassan, Yasemin Acar dari Jerman, Thiago Avila dari Brasil, dan Omar Faiad dari Al Jazeera Mubasher.
Baca Juga: Suriah Tutup Kamp Pengungsi, Sebut ‘Tragedi Kemanusiaan’ telah Berakhir
Misi ini merupakan bagian dari inisiatif Koalisi Armada Kebebasan (Freedom Flotilla Coalition), yang berupaya memecah blokade Israel atas Gaza. Kapal sepanjang 18 meter ini berlayar dari Catania, Italia, pada 1 Juni lalu.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel Israel Katz telah mengancam akan mencegah kapal tersebut mencapai Gaza. Militer Israel juga menyatakan tengah mempersiapkan aksi untuk menghadang kapal tersebut yang membawa bantuan ke warga Gaza yang tengah dilanda kelaparan dan serangan udara.
Kapal Conscience, yang juga diselenggarakan oleh Koalisi Armada Kebebasan, diserang drone Israel di lepas pantai Malta pada 2 Mei lalu. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [POPULER MINA] Lebaran Idul Adha di Gaza dan Internet Korea Utara Lupuh