Beirut, 25 Dzulqa’dah 1437/28 Agustus 2016 (MINA) – Para aktivis Lebanon yang tergabung dalam Kampanye Boikot Produk-Produk Pendukung Israel Jumat malam kemarin (26/8) mempromosikan aksi boikot melalui download aplikasi baru telepon pintar (smartphone).
Kampanye ini memungkinkan penggunanya untuk segera memeriksa produk-produk perusahaan pendukung langsung Israel, demikian seperti dilaporkan Aljazeera Sabtu (27/8).
Mereka telah meluncurkan sebuah aplikasi yang memungkinkan orang untuk segera memeriksa apakah produk itu dibuat oleh perusahaan pendukung Israel.
Ratusan keluarga, kaum muda, dan mahasiswa berkumpul di kawasan Beirut Masrah Al-Madina untuk acara mempromosikan boikot Israel.
Baca Juga: Isi Surat Persembahan Hezbollah untuk Keluarga Para Martir
Mereka bernyanyi bersama untuk lagu yang dimainkan oleh Charbel Rouhana dengan penuh semangat dan diiringi tepuk tangan. Sementara pesan melalui video disosialisaikan oleh Marcel Khalife.
Acara pun diakhiri dengan sebuah drama animasi pendek.
Ini bagian dari teknologi informasi yang diciptakan oleh kelompok Kampanye untuk Boikot Pendukung Israel di Lebanon, yang didirikan sejak tahun 2002.
Kelompok mengorganisir secara damai menantang pendudukan Israel atas Palestina pada tingkat ekonomi dan budaya.
Baca Juga: Pasukan Israel Serang Ibu Kota Suriah
“Masalah di sini adalah bahwa kita perlu memobilisasi massa. Karena negara tidak ingin terlibat, kita perlu acara untuk membuat warga tertarik,” kata Nael Kaedbey, seorang pengacara (34) yang menghadiri acara tersebut.
Dia menambahkan bahwa aplikasi kampanye boikot lewat smartphone sangat penting, “karena banyak orang tidak tahu apa yang harus diboikot atau tidak”.
Perusahaan yang ditargetkan untuk boikot, seperti Coca-Cola, G4S, dari bekerja dan menjual produk tersebut di dalam negeri. Sementara partai-partai politik tidak secara terbuka mendukung gagasan itu karena khawatir pada dampak ekonomi negatif.
Selanjutnya, meskipun permusuhan meluas terhadap Israel, yang juga telah menyerang Lebanon pada berbagai kesempatan dan menduduki bagian selatan selama hampir dua dekade, kemauan boikot individu pada kalangan masyarakat masih rendah, menurut aktivis kampanye.
Baca Juga: Serangan Israel terhadap Pasukan PBB ‘Kejahatan Perang’
Untuk mengatasi hal ini, aplikasi mobile diharapkan memiliki dampak yang luas dalam, dan mempromosikan budaya yang lebih besar dari aksi boikot ke akar rumput warga Lebanon.
“Tidak ada yang alami tentang boikot,” jelas Samah Idriss, salah satu pendiri kampanye. (T/P4/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hezbollah Serang Tel Aviv dan Haifa dengan Skuadron Nirawak