Ramallah, 20 Dzulqadah 1437/22 Agustus 2016 (MINA) – Puluhan warga Palestina pada Senin (22/8) berdemonstrasi di depan markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di kota Ramallah, memprotes kegagalan organisasi internasional itu menekan Israel membebaskan tahanan-tahanan Palestina yang ditahan secara sewenang-wenang
Sekitar 50 aktivis menutup pintu masuk gedung PBB dan mencegah karyawan memasuki gedung tersebut. Demikian World Bulletin yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin.
“Adik saya, Kayed telah mogok makan selama 69 hari sebagai protes atas penahanan administratif nya, namun belum ada organisasi internasional yang mengambil tindakan untuk membebaskannya,” kata Nazik abangnya.
“Peran utama dari organisasi internasional ini adalah untuk membela hak asasi manusia dan melindungi kebebasan, namun mereka gagal untuk melakukannya,” katanya.
Baca Juga: Hamas Tegaskan, Tak Ada Lagi Pertukaran Tawanan Israel Kecuali Perang di Gaza Berakhir
Kayed, (35), telah memasuki hari ke-69 mogok makan sebagai bentuk protes atas “penahanan administratif” yang dijatuhkan padanya. Penahanan seperti itu memungkinkan para tahanan ditahan sampai satu tahun tanpa tuduhan atau pengadilan.
Kayed ditangkap oleh pemerintah Israel pada 2002 dan dijatuhi hukuman 14 tahun penjara setelah dinyatakan bersalah menjadi anggota dari Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP).
Dia dijadwalkan akan dibebaskan pada 13 Juni tahun ini, namun pemerintah Israel mengaku punya “bukti rahasia” sehingga penahananya diperpanjang selama enam bulan lebih.
Menurut angka resmi Palestina, lebih dari 7.000 warga Palestina saat ini mendekam di penjara-penjara Israel, dan sekitar 700 di antaranya ditahan penahanan administratif.
Baca Juga: Hamas: Rakyat Palestina Tak Akan Kibarkan Bendera Putih
Penahanan administratif adalah semacam penjara tanpa pengadilan atau biaya yang memungkinkan Israel untuk memenjarakan Palestina selama enam bulan. Perintah penahanan dapat diperpanjang untuk jangka waktu tidak terbatas. (T/P002/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Makin Terisolasi di Tengah Penurunan Jumlah Penerbangan