Malmo, MINA – Penangkapan seorang aktivis sayap kanan pembakar Al-Quran di kota Malmo, Swedia selatan, memicu kekerasan dan kerusuhan setelah lebih dari 300 orang berkumpul melakukan protes, kata polisi.
Itu terjadi pada hari Jumat (28/8) setelah seorang politisi Denmark yang anti-Muslim diblokir dari menghadiri rapat umum dan dilarang memasuki Swedia selama dua tahun.
Rasmus Paludan yang memimpin partai garis keras anti-imigrasi Denmark, akan melakukan perjalanan ke Malmo untuk berbicara dalam acara yang diadakan pada hari yang sama dengan shalat Jumat.
Paludan tahun lalu menarik perhatian media dan memicu kontroversi karena membakar Al-Quran yang dibungkus dengan bacon dari daging babi.
Baca Juga: India Pertimbangkan Terima Duta Besar Taliban karena Alasan Tiongkok
Protes di Malmo meningkat menjadi kekerasan lebih lanjut seiring berlalunya malam, menurut polisi dan media lokal.
Pihak berwenang mencegah kedatangan Paludan dengan mengumumkan bahwa dia telah dilarang memasuki Swedia selama dua tahun. Dia kemudian ditangkap di dekat Malmo.
Paludan kemudian memasang pesan pedas di Facebook.
“Dikirim kembali dan dilarang dari Swedia selama dua tahun. Namun, pemerkosa dan pembunuh selalu diterima!” tulisnya.
Baca Juga: Trump Terkejut Atas Penolakan Mesir dan Yordania Soal Relokasi Warga Gaza
“Kami menduga dia akan melanggar hukum di Swedia,” kata Calle Persson, juru bicara polisi di Malmo.
“Ada juga risiko bahwa perilakunya … akan menjadi ancaman bagi masyarakat.”
Namun, para pendukungnya melanjutkan rapat umum dan tiga orang kemudian ditangkap karena menghasut kebencian rasial. (T/RI-1/RS2)
Baca Juga: Lavrov: G20 Sambut Baik Perundingan Rusia-AS di Riyadh
Mi’raj News Agency (MINA)