Beirut, 26 Rabi’ul Awwal 1435/28 Januari 2014 (MINA) – Sebagian penghuni kamp pengungsi Palestina Yarmouk di Damaskus, Suriah, sudah terpaksa makan rumput dan kucing atau apa saja yang mereka bisa manfaatkan agar mampu bertahan hidup dari kelaparan, ungkap aktivist HAM Palestina.
Hal ini diungkapkan Abu Jihad Zaidan saat dia bersama sekelompok aktivis Palestina lainnya menyerukan kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Beirut, Libanon, agar berupaya menyelamatkan para pengungsi Palestina di kamp Yarmouk yang masih terkepung.
“Beberapa orang telah menggunakan rumput dan kucing sebagai makanan, karena tidak ada makanan lain,” kata Zaidan dalam pernyataannya seperti diberitakan Kantor Berita Anadolu yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.
Para aktivis pun mendesak agar rezim Suriah menakhiri pengepungan yang sedang berlangsung terhadap kamp agar memungkinkan masuknya pasokan bahan makanan dan obat-obatan yang sangat dibutuhkan penghuni kamp.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
“Warga kamp (orang Palestina-red) akan kelaparan bersama dengan rakyat Suriah,” kata Zaidan.Menurut Badan Pekerjaan dan Bantuan PBB untuk Palestina (UNRWA), Yarmouk dulunya adalah tempat tinggal bagi populasi terbesar pengungsi Palestina di Suriah dengan 144.000 pengungsi yang terdaftar. Kamp telah dikepung oleh pasukan Suriah selama hampir tujuh bulan dan ribuan warga sudah melarikan diri.
Para aktivis yang menggelar aksi protes di luar kantor ICRC itu membawa foto anak-anak Palestina yang mati kelaparan di kamp akibat pengepungan yang sedang berlangsung.
Zaidan mengatakan, lebih dari 70 laki-laki, perempuan dan anak-anak baru-baru ini mati kelaparan di Yarmouk dan dia memperingatkan bahwa jumlah kematian yang disebabkan kelaparan di kamp terus meningkat.
“Penderitaan dan kematian akan terus terjadi setiap jam jika kamp tidak segera menerima pasokan bahan makanan dan obat-obatan,” tandasnya.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Aktivis meminta organisasi internasional untuk menekan rezim Suriah untuk mengangkat pengepungan dan memungkinkan masuknya makanan dan obat-obatan ke dalam kamp di bawah pengawasan ICRC.
“Kondisi mereka di kamp menyedihkan,” kata Abu Mohamed, warga kamp yang berhasil melarikan diri sebelum tentara Suriah mengepung kamp itu.
Abu Mohamed menambahkan bahwa dia sehari-hari masih bisa kontak dengan orang-orang di dalam kamp, yang katanya, terus mengeluhkan kurangnya makanan.
“Kemarin sepuluh orang tewas kelaparan dan empat lagi meninggal hari ini.” (T/P09).
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Anda juga dapat mengakses berita-berita MINA melalui handphone.
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah