Jakarta, MINA – Aktivis pro-Palestina Aresdi Mahdi menyoroti, tidak semua perusahaan lokal dapat terbebas dari afiliasi dengan Zionis Israel sehingga masyarakat perlu melakukan pemeriksaan ulang terkait hal tersebut.
“Perusahaan lokal itu didirikan di lokal benar. Tapi semua perbendaharaan dari perusahaan lokal itu perlu dilakukan cross check lagi, apakah mereka terafiliasi dengan Israel atau tidak,” kata Aresdi dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (4/6).
Aresdi menuturkan pemeriksaan ulang amat penting untuk dilakukan karena setiap pendanaan yang mengalir ke perusahaan tersebut, akan berubah menjadi keuntungan dan dibagikan kepada para pemegang saham.
Jika pemegang saham merupakan pihak yang mendukung Zionis Israel, maka hasil tersebut kemungkinan akan masuk ke dana kas otoritas penjajah tersebut untuk membeli amunisi dalam konflik yang hingga kini masih terjadi.
“Begitu juga jika brand-nya itu dibeli dari perusahaan-perusahaan yang berasal dari negara pendukung Israel, meskipun menjadi perusahaan lokal tetap harus membayar royalti. Royalti itulah yang kemudian mengalir ke Israel,” ujarnya.
Oleh karenanya, Aresdi mengingatkan bahwa setiap pihak yang sedang melakukan aksi boikot untuk lebih jeli melihat perusahaan lokal yang terafiliasi dengan negara itu karena adanya kemungkinan kerja sama atau transaksi yang dilakukan.
“Ini memang belum terbuka selama ini di masyarakat karena tidak semua orang memahami mengenai perusahaan go public ini dan bagaimana aliran dananya,” katanya.
Untuk mengetahui produk-produk dan perusahaan lokal mana saja yang terafiliasi dengan Israel, bisa dilihat di akun media sosial pribadinya di TikTok dan Instagram @aresdimahdi. []
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
Mi’raj News Agency (MINA)