Wellington, MINA – Aktivis di Selandia Baru meluncurkan “hotline genosida” untuk melacak tentara Israel yang berlibur di negara itu.
“Tentara Israel sedang berlibur di Selandia Baru.” Jaringan Solidaritas Palestina, Aotearoa, mengatakan dalam ringkasan kampanyenya. Anadolu Agency melaporkan.
“Kami butuh bantuan Anda untuk melacak mereka sehingga kami dapat memberi tahu mereka bahwa mereka tidak diterima di sini,” tambah pernyataan itu.
Jaringan tersebut meminta pemerintah Selandia Baru untuk menangguhkan visa tentara Israel dalam sebuah buletin bulan lalu, dengan mengatakan bahwa warga Israel mengunjungi negara itu tanpa visa “untuk beristirahat dan rekreasi dari genosida di Gaza”.
Baca Juga: Menlu RI, Presiden ICRC Bahas Akses Kemanusiaan Untuk Palestina
Komisioner Hak Asasi Manusia Selandia Baru, Stephen Rainbow, telah meminta penutupan hotline tersebut.
“Kekhawatiran utama sebenarnya adalah seputar preseden yang ditimbulkannya dalam hal mendorong orang untuk terlibat dalam perilaku yang dapat menyebabkan beberapa konsekuensi tragis.” Radio Selandia Baru mengutip pernyataanya.
“Meskipun target dari unggahan khusus ini mungkin satu kelompok, bisa saja ada kelompok lain yang menjadi target di masa mendatang dan itu tidak membantu dari sudut pandang hak asasi manusia dalam hal menjaga keselamatan orang,” tambahnya.
John Minto, Ketua Nasional jaringan tersebut, mengatakan bahwa layanan tersebut tidak dapat membahayakan orang.
Baca Juga: Rusia Sebut Ledakan di Konsulatnya “Serangan Teroris”
“Kami telah menjelaskan dengan sangat jelas dalam semua yang kami sampaikan bahwa ini tidak ada hubungannya dengan komunitas Yahudi. Ini tidak ada hubungannya dengan orang Israel. Ini ada hubungannya dengan tentara Israel yang berada di sini untuk beristirahat dan berekreasi dari genosida di Gaza,” katanya.
Sejumlah tentara Israel, yang diduga melakukan kejahatan perang di Gaza, telah diidentifikasi dan dilaporkan kepada pihak berwenang oleh Hind Rajab Foundation yang berpusat di Brussels.
Bulan lalu, Israel mengevakuasi salah satu tentaranya dari Sri Lanka beberapa saat sebelum ia dipanggil dalam penyelidikan tentang dugaan kejahatan perang di Jalur Gaza.
Lembaga nirlaba tersebut juga berupaya menangkap tentara Israel yang mengunjungi negara lain seperti Italia dan Brasil.
Baca Juga: Presiden Trump Pecat 2.000 Karyawan USAID
Yuval Vagdani, seorang prajurit cadangan Israel, melarikan diri ke Argentina dari Brasil tempat ia berlibur setelah pihak berwenang mendesak penyelidikan pada 3 Januari.
Sementara itu, kasus terhadap tentara Israel, Boaz Ben David, diajukan ke pengadilan Swedia pada 9 Januari.
Israel menewaskan lebih dari 47.000 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, di Gaza, sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Pemboman tanpa henti telah membuat sebagian besar penduduk Gaza mengungsi, menyebabkan kekurangan makanan dan kebutuhan pokok lainnya, serta membuat sebagian besar daerah kantong itu hancur. Gencatan senjata saat ini telah berlaku sejak 19 Januari. []
Baca Juga: Ratusan Warga Swedia Demo Tolak Rencana Trump Kendalikan Gaza
Mi’’raj News Agency (MINA)