Jakarta, 13 Shafar 1437/25 November 2015 (MINA) – Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) harusnya kembali kepada dasarnya yaitu ke masjid, demikian pernyataan mantan Ketua Departemen Pembinaan Umat KAHMI, Geisz Chalifah.
“Tak ada HMI, bila tak ada di masjid,” kata Geisz kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu (25/11).
Geisz yang sudah sejak 1981 menjadi aktivis HMI, menyayangkan pergeseran pola pemikiran dan arah tujuan dari para kader dari organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia itu.
“HMI bukan milik kampus, melainkan milik umat Islam,” tegasnya.
Baca Juga: Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan
Terkait insiden yang ada di Pekan Baru, pihaknya mengatakan HMI harus melakukan perbaikan termasuk merubah rekruitmen yang selektif dalam kaderisasi.
“Kader HMI ke depan harus memiliki performa yang jauh lebih baik, sesuai dengan medan dan tantangan zaman yang berubah cepat,” katanya.
Dia juga menjelaskan, insiden yang terjadi dilakukan oleh ‘romli’ (rombongan liar) yang bukan utusan resmi dari utusan cabang yang ikut berkongres.
“Ada puluhan cabang HMI di berbagai kota lainnya yang tak terlibat dengan aksi rusuh semacam itu, menjadi tak proporsional bila aksi satu dua cabang yang tak mampu mengelola anggotanya lalu memvonis HMI secara menyeluruh,” katanya.(L/P004/R05)
Baca Juga: AWG Gelar Dauroh Akbar Internasional Baitul Maqdis di Masjid Terbesar Lampung
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Embassy Gathering Jadi Ajang Silaturahim Komunitas Diplomatik Indonesia