Gaza, 20 Rajab 1437/20 April 2016 (MINA) – Perwakilan kalangan masyarakat sipil Palestina, khususnya di Gaza meminta pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk mencabut blokade dan menghentikan kejahatan yang terus diberlakukan penjajah Israel di Gaza.
Aktivis wanita Palestina sekaligus Direktur Pusat Urusan Wanita di Gaza, Amal Shiyam mengumumkan sebuah petisi seruan dari masyarakat Palestina kepada pemerintah AS yang dipimpin Barack Obama, yang menuntutnya untuk bekerja serius demi mencabut blokade atas Jalur Gaza.
“Petisi ini akan diluncurkan penandatanganannya pada pukul 8 malam Waktu Al-Quds, yang disertai hashtag #hentikan_blokade,” kata Shiyam saat konferensi pers di depan Kantor PBB di Gaza, Rabu (27/4), demikian laporan The Palestinian Information Center (PIC) dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Menurutnya, memblokade Gaza sama dengan melakukan kejahatan terhadap 2 juta jiwa, mengekang hak mereka untuk bergerak, dan merupakan pelanggaran Israel terhadap hukum internasional.
Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara
Shiyam menyerukan rakyat Palestina dan semua pihak di seluruh dunia untuk menandatangani petisi itu melalui hashtag tersebut.
Shiyam yang juga sebagai Aktivis HAM Palestina itu mengatakan, meskipun pemerintah penjajah Israel mengklaim telah memberikan kemudahan atas blokade baru-baru ini, namun menurutnya tingkat ekspor Gaza tidak lebih dari 2,2% dari jumlah ekspor Gaza sebelum pemberlakuan blokade tahun 2007 lalu.
Dia menjelaskan bahwa ekspor Gaza masih mengalami pembatasan yang sangat ketat. Selain itu Gaza masih banyak kekurangan bahan kebutuhan industri dan rekonstruksi ribuan rumah yang hancur akibat agresi militer yang dilancarkan penjajah Israel ke Gaza selama kurang kurun waktu 6 tahun.
Lebih lanjut, Shiyam mengingatkan bahwa jumlah semen yang diizinkan masuk ke Gaza tidak lebih dari 3,7% dari kebutuhan rekonstruksi dan pertumbuhan alami penduduk di Gaza.
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahnya Sendiri
“Blokade telah menyebabkan tragedi kemanusiaan. Penderitaan warga sipil Palestina menjadi sangat kompleks. Berdasarkan data Bank Dunia, tingkat pengangguran di Gaza mencapai 43%, sementara 40% warga Gaza hidup di bawah garis kemiskinan,” kata Shiyam mengingatkan.
Bahkan, menurutnya, laporan PBB telah menyebutkan bahwa Gaza tidak akan menjadi tempat yang layak untuk hidup pada tahun 2020 nanti.
Dia juga mengingatkan bahwa meski tersedia perangkat yang layak di Gaza untuk pembangunan dan pengembangan, namun blokade dan penjajahan Israel di Gaza menjadi hambatan utama berakhirnya tragedi kemanusiaan dan terwujudnya pembangunan. (T/P011/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang