Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aktivitas Meningkat, Status Gunung Merapi Waspada

Rana Setiawan - Selasa, 22 Mei 2018 - 14:40 WIB

Selasa, 22 Mei 2018 - 14:40 WIB

4 Views

Warga beraktivitas di Dusun Kalitengah Lor, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, dengan latar belakang Gunung Merapi, Selasa (22/5/2018).(Foto: JPP)

Jakarta, MINA – Meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang ditandai dengan beruntunnya letusan freatik dan diikuti kegempaan maka Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) telah menaikkan status Gunung Merapi dari Normal (level I) menjadi Waspada (level II) yang berlaku sejak Senin (21/5) pukul 23.00 WIB.

Dengan naiknya status Waspada maka penduduk yang berada di dalam radius 3 km dari puncak Gunung Merapi harus dikosongkan. Tidak boleh ada aktivitas masyarakat di dalam radius 3 km.

“Kegiatan pendakian untuk sementara dilarang kecuali untuk kegiatan penyelidikan dan penelitian terkait mitigasi bencana,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya yang dilaporkan InfoPublik di Jakarta, Selasa (22/5).

Terhitung telah terjadi 4 kali letusan freatik disertai suara gemuruh sejak Senin (21/5) hingga Selasa (22/5) pukul 03.30 WIB. Letusan freatik tersebut adalah pada 21/5/2018 pukul 01.25 WIB durasi 19 menit ketinggian kolom letusan 700 meter, pukul 09.38 WIB durasi 6 menit ketinggian kolom letusan 1.200 meter, pukul 17.50 WIB durasi 3 menit ketinggian kolom letusan tidak teramati. Pada Selasa (22/5) pukul 01.47 WIB durasi 3 menit ketinggian kolom letusan 3.500 meter.

Baca Juga: Ulama Palestina: Ujian Pertama untuk Bebaskan Al-Aqsa adalah Subuh Berjamaah

Sutopo menjelaskan, hujan abu vulkanik jatuh di sekitar Gunung Merapi seperti wilayah Kabupaten Sleman Yogyakarta meliputi Kecamatan Cangkringan (Desa Glagaharjo, Desa Kepuharjo, Desa Umbulharjo), Kecamatan Pakem (Desa Purwobinangun, Desa Hargobinangun, Desa Kaliurang), dan Kecamatan Ngemplak (Desa Widomartani). Di wilayah Kabupaten Klaten hujan abu vulkanik jatuh di Kecamatan Kemalang (Desa Balerante dan Desa Panggang).

“Sejak tadi malam sebagian masyarakat telah mengungs mandiri ke tempat yang lebih aman. Sekitar 298 jiwa warga dari Dusun Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, dan Srunen di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman mengungsi mandiri ke Balai Desa Glagaharjo,” katanya.

Sebanyak 362 jiwa warga Dukuh Takeran dan Dukuh Stabelan di Desa Tlogolele Kabupaten Boyolali mengungsi mandiri di tempat pengungsian Desa Tologolele. Jumlah pengungsi mandiri terus bertambah. BPBD telah mendistribusikan bantuan dan masih melakukan pendataan.

BNPB terus berkoordinasi dengan PVMBG dan BPBD, baik di wilayah Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mengantisipasi letusan dan kenaikan status Waspada. Rencana kontinjensi menghadapi letusan Gunung Merapi diaktivasi. Pendataan jumlah penduduk yang berada di wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB 3) juga dilakukan.

Baca Juga: UAR Korwil NTT Ikuti Pelatihan Water Rescue

BPBD Kabupaten Boyolali, Magelang, Klaten dan Sleman akan melaporkan kepada Bupati dan melakukan rapat koordinasi dengan SKPD dan unsur terkait di wilayah masing-masing. BPBD Provinsi Jawa Tengah dan BPBD Provinsi DI Yogyakarta terus melakukan pendampingan dan koordinasi dengan BPBD di wilayahnya.

“Masyarakat diimbau untuk tetap tenang. Tidak terpancing pada isu-isu mengenai letusan Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya, dan diharapkan mengikuti arahan dari Pemda setempat. Pemerintah akan terus hadir membantu masyarakat,” tambah Sutopo.(R/R01/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Cuaca Jakarta Diguyur Hujan Kamis Ini

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia