Pekalongan, MINA – Banyaknya pemerintah daerah yang menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) karena wabah pandemi COVID-19, berdampak pada ribuan usaha mkro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Bupati Pekalongan Asip Kholbihi mengatakan, ada sekitar 43 ribu UMKM di sektor konveksi yang terdampak oleh wabah COVID-19.
“Ada sekitar 43 ribu UMKM pada sektor industri konveksi baik rumahan maupun berskala besar terdampak pandemi COVID-19,” katanya, Kamis (14/5).
Wabah pandemi COVID-19 berimbas pada aktivitas perdagangan di pasar-pasar besar tutup sehingga produk UMKM tidak bisa dipasarkan.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Pusat-pusat perdagangan yang selama ini menjadi tujuan pemasaran produk konveksi dari Kabupaten Pekalongan seperti Jakarta dan Surabaya, kini banyak yang tutup karena pemerintah daerah setempat menerapkan kebijakan PSBB.
“Produk UMKM tidak dapat dipasarkan padahal asetnya mencapai miliaran rupiah. Dampak lainnya, tentunya para pekerja di sektor UMKM menganggur,” ungkapnya.
Menghadapi kondisi tersebut, Pemkab Pekalongan terus melakukan upaya dalam menangani penyebaran dan pencegahan virus corona.
“Konsentrasi kita saat ini untuk menjalankan program-program dampak sosial dan penanganan pemulihannya,” ujarnya.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) dan Tenaga Kerja Edy Herijanto mengatakan imbas wabah virus corona berdampak pada 13 perusahaan besar di daerah setempat.
“Ada sembilan perusahaan yang telah mengeluarkan kebijakan merumahkan karyawannya dan empat perusahaan lainnya telah mem-PHK karyawannya,” katanya. (L/B04/P1)
Mi’raj news Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon