Jakarta, 7 Sya’ban 1434/16 Juni 2013 (MINA) – Aktris pemeran Husna dalam film layar lebar Ketika Cinta Bertasbih (KCB), Meyda Sefira mengatakan bahwa masyarakat yang menjadi pasar sinetron harus diberi pendidikan agar film-film sinetron Indonesia bermamfaat dan mendidik.
Pernyataan Meyda itu disampaikan di Jakarta, Ahad (16/6), saat menjadi bintang tamu dalam acara yang bertema “halal”.
“Sinetron Indonesia dibuat berdasarkan selera pasar. Pasar adalah masyarakat. Jadi harus dimulai dari masyarakat yang diberi edukasi (pendidikan) agar para sutradara membuat sinetron sesuai mau masyarakat,” kata aktris yang terpilih membintangi film KCB melalui audisi.
Menurut Meyda, masyarakat selama ini didoktrin oleh paham materialis, maka sepatutnyalah masyarakat itu mengubah pola pikirnya.
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK
Dalam acara dialog tanya jawab itu, Meyda mengungkapkan bahwa dirinya dalam membintangi suatu peran, dia tidak mau disentuh oleh lawan jenis. Itu adalah prinsip yang selalu dijaganya.
“Ketika saya ditanya, maka saya mencontohkan seperti Ratu Elisabeth, dia tidak sembarangan bersalaman dengan orang lain, kecuali orang-orang yang spesial. Alhamdulillah, selama ini saya ditempatkan di production house (rumah produksi) yang mengerti dengan prinsip-prinsip saya sebagai muslimah,” ungkap aktris kelahiran Bandung itu.
Dan kepada wartawan Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency) Meyda mengatakan selama dirinya memegang prinsip sebagai muslimah yang menutup aurat dengan hijab dan memilih-milih tawaran pemeran film atau sinetron, tawaran yang datang kepadanya tidak sepi.
“Saya menjaga prinsip dengan cara yang baik. Jika ada waktu lowong, itu tidak lama. Rezeki akan datang jika kita menjaga hubungan dengan Allah dan manusia yang lain. Dan orang-orang sudah cerdas, mereka melihat dari kemampuan, bukan sekedar penampilan.”
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal
Ketika ditanya tentang peran wanita di dunia entertaiment, Meyda mengaku tidak mau menghakimi mereka yang bergelut di dunia entertaiment yang lebih banyak tidak berpakaian secara Islami.
“Setiap orang memiliki saat untuk merasa bahwa dirinya belum dalam keadaan benar,” tambah Meyda.
Meyda yang merupakan lulusan Tekhnik Lingkungan di Institut Teknologi Nasional di Bandung, telah membintangi beberapa film layar lebar Islami dan sinetron-sinetron religi. Dia juga kerap menjadi pembicara dan bintang tamu di berbagai acara diskusi Islam dan lingkungan. (L/P09/R2).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian