Al-Aqsa Bukan Masjid Biasa

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Duta Al-Quds, Redaktur Senior Kantor Berita MINA

Ada banyak kampanye hitam atau malah kampanye jahat yang dilakukan oleh kelomok Zionis Yahudi ekstremis tentang Masjid Al-Aqsa di Palestina.

Mereka menebarkan opini bahwa tidak ada kesucian tertentu pada , posisinya sama dengan masjid yang lain, tidak perlu berkunjung ke sana karena situasinya, dan masih banyak lagi dalihnya.

Kampanye terorganisir itu tidak lain bertujuan menyerang dan menggoyahkan dasar-dasar Islam tentang keutamaan Masjid Al-Aqsa.

Tulisan-tulisan dan seminar-seminar yang mereka lakukan memiliki target agar orang-orang Arab dan umat Islam mayoritas meragukan status Masjid Al-Aqsa yang diberkati. Mengapa negeri yang diberkati tapi terus-menerus tertumpahkan darah? Mengapa pendudukan tak kunjung usai? Mengapa berbagai perseteruan antarfaksi terus dipelihara?

Dalam sebuah Makalah Ilmiah berjudul “Makanatu al-Masjidil Aqsa al-Mubarak fi Al-Quran al-Karim wa fi as-Sunnah an-Nabawiyyah” (Kedudukan Masjidil Aqsa yang diberkati di dalam Al-Quran dan As-Sunnah), yang diterbitkan di media online Sabakah Yasalunaka al-Islamiyyah edisi 9 Agustus 2019, menyebutkan, zionis Yahudi memang terus menyebarkan opini publik tentang kedudukan Masjidil Aqsa sama dengan masjid-masjid lain di belahan bumi manapun.

Sehingga umat Islam tidak perlu berkunjung ke Al-Aqsa, sebab sama saja dengan shalat di masjid manapun.

Soal Al-Aqsa sebagai kiblat pertama umat Islam pun tidak perlu terlalu penting. Sebab umat Islam masih memiliki Masjidil Haram, kiblat utama dan dengan jamaah terbesar sepanjang waktu, sepanjang tahunnya.

Kata mereka, kesucian Al-Aqsa pun sama dengan masjid-masjid manapun, baik di Afrika, Asia maupun negara lainnya. Sebab sama-sama tempat shalat, tempat suci juga untuk beribadah.

Padahal dalam perspektif Al-Quran dan As-Sunnah, sungguh terdapat puluhan atau ratusan ayat dan hadits yang berbicara soal Masjidil Aqsa, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Misalnya pada Al-Quran Surat Al-Isra ayat 1 yang menyebutkan bahwa Masjidil Aqsa, adalah Allah sendiri yang menamainya. Dijelaskan juga bahwa Masjidil Aqsa dan kawasan sekitarnya adalah tempat yang Allah berkahi.

سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ

Artinya: “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Isra/17: 1).

Mengenai ayat ini, Tafsir Al-Muyassar yang diterbitkan oleh Kementerian Agama Arab Saudi, menjelaskan, bahwa kawasan Masjidil Aqṣa dan sekitarnya merupakan negeri yang Allah berkahi. Allah menganugerahi  tanah-tanah sekelilingnya dengan banyaknya buah-buahan dan hasil pertanian, serta sebagai tempat menetap dan dakwahnya para Nabi ‘Alaihimussalām.

Di dalam Kitab Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir, Syaikh Dr Muhammad Sulaiman Al Asyqar, dosen Universitas Islam Madinah, menjelaskan, dari ayat ini (Al-Isra ayat1) dapat disimpulkan bahwa dari penyebutan Masjidil Aqsa dengan menambahkan sifatnya yang diberkahi (alladzii baaraknaa haulahu), tidak seperti Masjidil Haram yang tidak disebutkan sifat berkahnya. Ini menunjukkan bahwasanya kemasyhuran Masjidil Haram sebagai masjid yang diberkahi telah meluas di kalangan masyarakat dan sebagai tempat berpijaknya Nabi Ibrahim, juga sangat dikenal oleh kalangan Arab.

Adapun Masjidil Aqsa banyak orang yang seolah-olah lupa tentangnya. Lebih parahnya lagi orang-orang kafir dengan usaha mereka yang terus hendak menghapuskan jejak-jejak kenabian dari masjid ini.

Keutamaan Shalat di Al-Aqsa

Keberkahan lainnya adalah keutamaan bagaimana shalat di Masjidil Aqsa dibandingkan dengan masjid lain, berdasarkan petunjuk Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Ada beberapa hadits yang menyebutkan keutamaan pahala shalat di Masjid Al-Aqsha. Ada yang menyebutkan 1.000 kali, 500 kali, dan 250 kali lebih baik daripada shalat di masjid lain, selain Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Hadits yang menyebutkan shalat di Masjid Al-Aqsha lebih utama 1.000 kali dibandingkan shalat di masjid lain, yaitu :

أَنَّ مَيْمُونَةَ مَوْلَاةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ يَا نَبِيَّ اللَّهِ أَفْتِنَا فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ فَقَالَ أَرْضُ الْمَنْشَرِ وَالْمَحْشَرِ ائْتُوهُ فَصَلُّوا فِيهِ فَإِنَّ صَلَاةً فِيهِ كَأَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ

Artinya : “Sesungguhnya Maimunah pembantu Nabi berkata, “Ya Nabiyallah, berilah kami fatwa tentang Baitul Maqdis”. Maka Rasulullah menjawab, “Bumi tempat bertebaran dan tempat berkumpul. Datangilah ia, maka shalatlah di dalamnya, karena sesungguhnya shalat di dalamnya seperti seribu kali shalat dari shalat di tempat lain”. (HR Ahmad).

Hadits yang menyebutkan bahwa shalat di Masjid Al-Aqsha lebih utama 500 kali dibandingkan shalat di masjid lain berasal dari Abu Dzar, yaitu :

الصلاة في المسجد الحرام بمائة ألف صلاة، والصلاة في مسجدي، بألف صلاة، والصلاة في بيت المقدس بخمس مائة صلاة

Artinya : ”Sholat di Masjidil Haram lebih utama seratus ribu kali lipat daripada sholat di masjid-masjid lainnya. Sholat di Masjid Nabawi lebih utama seribu kali lipat. Dan sholat di Masjidil Aqsa lebih utama lima ratus kali lipat.” (HR Ahmad dari Abu Darda).

Adapun hadits yang menyebutkan bahwa shalat di Masjid Al-Aqsha lebih utama 250 kali dibandingkan shalat di masjid lain, yaitu :

تَذَاكَرْنَا وَ نَحْنُ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَأَيُّهُمَا أَفْضَلُ, مَسْجِدُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أو مَسْجِدُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : صلاة في مَسْجِدِيْ هذا أَفْضَلُ مِنْ أَرْبَعِ صَلَوَاتٍ فِيْهِ وَ لَنِعْمَ الْمُصَلَّى وَ لَيُوُشِكَنَّ أَنْ لاَ يَكُوْنَ لِلَّرَجُلِ مِثْلُ شَطَنِ فَرَسِهِ مِنَ اْلأَرْضِ حَيْثُ يُرَى مِنْهُ بَيْتُ الْمَقْدِسِ خَيْرٌ لَهُ مِنَ الدُّنْيَا جَمِيْعًا أَوْ قَالَ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَ مَا فِيْهَا .

Artinya : “Kami saling bertukar pikiran tentang mana yang lebih utama, masjid Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam atau Baitul Maqdis, sedangkan di sisi kami ada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Satu shalat di masjidku lebih utama dari empat shalat padanya, dan ia adalah tempat shalat yang baik. Dan hampir-hampir tiba masanya, seseorang memiliki tanah seukuran kekang kudanya dari tempat itu terlihat Baitul Maqdis lebih baik baginya dari dunia seluruhnya”, atau ,”lebih baik dari dunia seisinya”. (HR Ath-Thabrani dan Al-Hakim).

Kesemuanya tentulah tidaklah saling bertentangan. Namun saling melengkapi dan menandakan tingkatan kelebihan pahala shalat di Masjid Al-Aqsha

Maka, berkunjung ke Masjidil Aqsa pun memiliki keutamaan tersendiri. Adapun berziarah atau berkunjung ke suatu tempat itu adalah karena daerah yang akan kita kunjungi memiliki keutamaan atau hal yang menarik. Baik secara fisik untuk dilihat, atau secara nonfisik untuk dirasakan sensasinya atau pengalaman batinnya (spiritual).

Dari sekian tempat yang ada, secara syar’i yang sangat dianjurkan untuk dikunjungi adalah ziarah ke Masjid Al-Aqsa. Di samping karena itu masjid, juga karena berbagai keutamaan di dalamnya.

Dalam hal ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menekankan dalam sabdanya:

لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ مَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِي هَذَا وَالْمَسْجِدِ الْأَقْصَ

Artinya : “Tidak dikerahkan melakukan suatu perjalanan kecuali menuju tiga Masjid, yaitu Masjid Al-Haram (di Mekkah), dan Masjidku (Masjid An-Nabawi di Madinah), dan Masjid Al-Aqsha (di Palestina)”.  (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).

Karenanya, kunjungan ke Al-Aqsa itu bukanlah kunjungan biasa, tapi juga ziarah mengunjungi  saudara-saudara kita yang telah berjuang langsung di medan perjuangan.

Ada perhatian atau tidak dari umat, mereka para murabithun (orang-orang yang menjaga), tetap saja berjuang. Putra-putra terbaik Palestina terus mengukir nama di barisan para syuhada.

Maka, Al-Aqsa adalah bagian yang berharga dari umat Islam dan komponen penting yang tidak dapat dipisahkan dari iman.

Menjadi keinginan iman terdalam kita umat Islam, untuk shalat berjamaah bersama kaum Muslimin di Masjid Al-Aqsa, di negeri para Nabi, wilayah penuh berkah.

Orang-orang Yahudi saja secara berkala berkunjung ke kompleks Al-Aqsa dengan klaim ritual talmud di Tembok Ratapan, di samping Masjid Al-Aqsa. Itu keyakinan mereka.

Maka, kita perlu terus menganjurkan dan menggerakkan kaum Muslimin untuk berkujung ke Al-Aqsa. Agar bisa mendengar dan melihat secara langsung perjuangan nyata di sana. Aamiin. Al-Aqsa Haqquna !!! (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.