Cileungsi, Kabupaten Bogor, MINA – Pondok Pesantren Al-Fatah menggelar training Kader Mubaligh (TKM) tingkat intermediate angkatan 1 yang diikuti oleh 100 orang dari berbagai perwakilan Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek).
Dalam sambutannya Imam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Yakhsyallah Mansur menyatakan, jadi seorang dai dalam menyampaikan risalah Nabi harus memiliki rasa cinta kepada Allah.
“Barang siapa menolong Agama Allah, maka Allah akan memberikan pertolongan dan urusan-Nya, karena mengajak sesorang menuju kebaikan,” kata Yakhsyallah tatkala membuka training di Pondok Pesantren Al-Fatah, Cileungsi, Kabuoaten Bogor, Rabu (20/2).
Dia menambahkan, langkah dan perilaku seorang dai harus lurus seperti tujuannya dan menjadi penyejuk mata di tengah-tengah umat yang mendengarkanya.
Baca Juga: Shuling Kota Sabang, Ustaz Arif Ramdan Ajak Jamaah Peduli Masjid Al-Aqsa
“Jadi, jika kita ingin menjadi seorang dai, maka harus mengalir dalam diri perilaku sifat Rasul. menjadi teladan untuk manusia khusunya umat Islam. Pahala seorang dai terus akan mengalir sampai hari kiamat dan akan memperberatkan timbangan pahalanya di hadapan Allah,” ujarnya.
Dia mengatakan bahwa dalam memyampaikan risalah Nabi, dai harus mengetahui kondisi umat Islam karena tugas dai adalah suci kemudian harus konsisten. “Dakwah dengan berwujud itu lebih berhasil,” katanya.
Imaam juga menyinggung peranan media sosial sebagao meda terkini“Media sosial bagian dari perangkat dakwah untuk menyampaikan risalah metode dakwah dengan menggunakan Qalam.
Akhirnya ditegaskan, dakwah mempunyai kedudukan yang tinggi, maka dai itu harus konsisten dalam melaksanakan pekerjaan di tengah-tengah umat. (L/R03/P1)
Baca Juga: Kumpulan Khutbah Jumat tentang Bahaya Judi Online Dikebut
Mi’raj News Agency (MINA)