Al-Fatah Lampung Adakan Tadrib Mulahidz Al-Qur’an Bagi Calon Pengajar

Bandar Lampung, 16 Syawwal 1437/21 Juni 2016 (MINA) – Pondok Pesantren Al-Fatah Lampung adakan Tadrib Mulahidz Al-Qur’an selama tiga hari tgl. 20-22 Juli 2016 di Masjid At-Taqwa di kompleks pondok itu.

Ketua Panitia Penyelenggara Tadrib, Supardi, kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis, (21/7) mengatakan tadrib (pendidikan dan pelatihan) dengan tema Meningkatkan Profesionalisme Al-Qur’an dengan Metode Tilawati ini bertujuan meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajarkan Al-Quran.

“Training ini dilakukan guna meningkatkan profesionalisme guru Al-Fatah khususnya dalam bidang pembelajaran dengan metode tilawati diharapkan juga dapat membenahi metode pembelajarannya,” katanya.

Lebih lanjut, Supardi mengatakan pada tadrib ini didatangkan dua pengajar ahli metode tilawati, yaitu Ustadz Muhammad Daiman dari Balikpapan dan Ustadz Daus Husni dari Bekasi.

Lebih lanjut ia mengatakan, tadrib ini dihadiri puluhan guru yang berasal dari berbagai perwakilan Ponpes Al-Fatah tiap daerah se-Lampung.

“Peserta yang kita khususkan adalah guru-guru dan karyawan Al-fatah, juga guru-guru TPA dari beberapa daerah, Pringsewu, Pagelaran, Bandar Lampung, Natar,” ujarnya.

Materi yang diajarkan antara lain mengucapkan ayat Al-Qur’an dengan Tartil, Tahsin, dan bagaimana menguasai bacaan Al Quran bermetode Tilawati.

“Kita akan melihat hasil dari para peserta setelah mengikuti training ini dengan cara melakukan munaqosah juga tes microteaching, untuk mengetahui siapa saja yang lulus dan mendapatkan syahadah sehingga ia berhak untuk mengajar dengan menggunakan metode ini,” ujarnya.

Supardi mengatakan, para guru yang telah dinyatakan lulus pada pelatihan ini berhak untuk mengajar.

“Para guru yang sudah mendapat syahadah (sertifikat-red) berhak untuk mengajar dengan menggunakan metode ini dan berhak mengikuti pelatihan selanjutnya untuk menjadi instruktur,” ujarnya.

Ia mengatakan, metode ini berbeda dengan metode-metode yang lain. Menurutnya, guru yang akan mengajar menggunakan metode ini diharuskan mengikuti pelatihan terlebih dahulu.

“Syaratnya ketika mau mengajar dengan metode ini gurunya sudah harus mengikuti diklat sehingga sudah paham cara pembelajarannya juga evaluasinya,” ujarnya.

Melalui tadrib ini, ia berharap dapat dihasilkan para pengajar Al-Qur’an yang berkualitas, sehingga guru dapat menciptakan generasi yang berkualitas.

Diharapkan pula para pengajar nantinya dapat mengembangkan metode tilawati ini dengan sasaran santriwan satriwati Al-Fatah dan dikembangkan ke masyarakat.

Metode Tilawati merupakan metode pembelajaran Al-Quran yang dikembangkan di Pesantren Al-Quran Nurul Falah Surabaya oleh Drs.Hasan Sadzili, Drs.HM.Thohir Al Aly, M.Ag, KH. Masrur Masyhud dan Drs.H.Ali Muaffa.

Nama Tilawati Center dipilih  karena tekad dan ghiroh para pengurus dalam mewujudkan sebuah lembaga dakwah yang menjadi pusat peningkatan mutu guru-guru Al-Qur’an, melalui pembinaan-pembinaan dan pelatihan-pelatihan yang telah diprogramkan.

Sebagaimana diketahui, pertumbuhan lembaga-lembaga yang menyelenggarakan pembelajaran Al-Qur’an di berbagai pelosok Indonesia terus bertambah banyak, baik formal (TK, SD, SMP, SMA, dan PT), maupun non formal (TPQ, Madrasah Diniyah, Pesantren, Majelis Qur’an, dll).

“Tentu saja, hal ini sangat menggembirakan. Namun demikian, satu sisi ada problem-problem bermunculan di dalam pembelajaran Al-Qur’an. Mulai dari guru Al-Qur’an yang belum standard bacaannya, mutu lembaga yang masih kurang, pendekatan dan metode pembelajaran yang masih monoton, dan sebagainya.”

Maka beranjak dari permasalahan di atas, kata Supardi, Tilawati Center bertekad ingin membenahi persoalan tersebut. Dan berusaha mewujudkan model pembelajaran Al-Qur’an yang selaras dan sesuai dengan zaman saat ini. (L/ism/sfh/K08-P2)

Mi’raj Islamic News Agency