Jakarta, 13 Ramadhan 1438/8 Juni 2017 (MINA) – Ketua Umum DPP Perhimpunan Al-Irsyad Basyir Ahmad mengatakan konflik yang terjadi di Timur Tengah berupa pemutusan hubungan diplomatik dengan Qatar, ini dikhawatirkan akan menimbulkan Arab Spring jilid 2.
“Kalau ini terjadi dapat dipastikan akan meluluh lantahkan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara teluk dan dunia juga menimbulkan instabilitas politik di kawasan Timur Tengah,” kata Basyir di Jakarta, Kamis (8/6).
“Sebab itu kami mengusulkan agar negara Liga Arab mengadakan pertemuan darurat untuk menyelesaikan masalah tersebut, dan akibat pemutusan hubungan ini tidak hanya dari sektor ekonomi, akan mempengaruhi juga geopilitik dan diindikasikan naiknya harga minyak mentah, yang sekarang sudah mencapai 55 dolar per barel,” terang Basyir.
Menurutnya, ini merupakan kenaikan yang cukup signifikan, sekitar lima dolar kenaikannya serta faktor-faktor lain yaitu dengan terganggunya perhubungan haji dan umroh sudah mulai terlihat, ini mulai terlihat jelas terjadinya kesulitan transportasi.
Baca Juga: Indonesia Dukung Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
“Tentu ini akan merugikan paling tidak Liga Arab, maka diharapkan Liga Arab dapat menyelesaikan isu tersebut karena menyangkut kepentingan ekonomi beberapa negara teluk,” jelas Basyir.
Konflik beberapa negara teluk itu juga tidak terlepas kemungkinan dari pengaruh Amerika terutama kepentingan ekonomi, lanjutnya.
Al-Irsyad prihatin atas konflik yang terjadi saa ini di Timur Tengah, dan itu harus ada tindakan cepat, agar tidak terjadi krisis lebih lanjut. “Ini murni politik,” ujar Basyir. (L/R03/RS2)
Miraj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Gandeng MER-C dan Darussalam, AWG Gelar Pelatihan Pijat Jantung