Tel Aviv, 4 Muharram 1438/5 Oktober 2016 (MINA) – Angkatan Laut Israel telah mempersiapkan diri untuk menghadang Kapal Perempuan menuju Blokade Gaza (Women’s Boat to Gaza).
Menurut sebuah laporan Channel 2 TV Israel, kapal tempur angkatan laut telah menunggu di pelabuhan Ashdod, siap untuk bergerak dan mencegat dua kapal Zaytouna dan Amal, yang sedang berlayar menuju Jalur Gaza.
Angkatan Laut Israel menerima instruksi untuk mencegat perahu layar itu dan menangkap semua orang di dalamnya. Sejalan dengan petunjuk, kedua kapal tersebut akan diarahkan ke pelabuhan Israel Ashdod, dan aktivis akan dideportasi ke negara asal mereka masing-masing, setelah menandatangani pernyataan untuk tidak kembali lagi.
Laporan menyebutkan, menurut Israel, para aktivis kaum perempuan di dua kapal itu telah dilatih untuk tahu apa yang harus dilakukan jika berhadapan dengan angkatan laut Israel.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Sementara itu, Channel 7 TV mengatakan bahwa sekelompok sayap kanan pemukim Yahudi berencana mengirimkan armada mereka di lepas pantai Gaza mencegat kapal Zaytouna dan Amal yang dipakai aktivis untuk diarahkan beralih ke Suriah.
Pengungsi di sana, menurut mereka, lebih membutuhkan dukungan daripada warga di Jalur Gaza.
Tiga puluh aktivis internasional pada misi kemanusiaan ke Gaza, yang dikoordinir Freedom Flotilla Internasional, termasuk aktivis pemenang Nobel Perdamaian Mairead Maguire dari Irlandia Utara, Anggota Parlemen Eropa asal Swedia Malin Bjork, Marama Davidson, seorang anggota parlemen Partai Hijau dari Selandia Baru, serta penulis skenario Amerika dan penulis naskah Naomi Wallace.
Ikut pula atlet Turki Cigdem Topcuoglu, yang berlayar di atas kapal Mavi Marmara pada 2010 bersama suaminya saat itu. Suaminya termasuk satu dari sepuluh aktivis yang ditembak oleh pasukan komando Israel.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Aktivis perempuan diperkirakan akan mencapai pantai Jalur Gaza pada Rabu (5/10) malam ini, dengan harapan membuka mata dunia untuk mencabut blokade hampir selama sepuluh tahun, sejak 2007, Jalur Gaza oleh Israel.
Freedom Flotilla, penyelenggara pelayaran, meminta para aktivis di seluruh dunia untuk meluncurkan kampanye solidaritas melalui media sosial dalam hal serangan Israel.
Pada Juni 2015 lalu, pasukan Israel mencegat kapal Marianne, yang telah mengambil bagian dalam inisiatif serupa, dan menangkap semua aktivis di kapal. (T/P4/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza