Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Al-Jama’ah, Kunci Kesuksesan Dunia dan Akhirat

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 38 detik yang lalu

38 detik yang lalu

0 Views

Indahnya hidup berjama'ah (foto: ig)

DALAM era individualisme dan kebebasan mutlak, konsep al-jama’ah atau kehidupan berjamaah sering kali terpinggirkan. Padahal, Islam meletakkan prinsip kebersamaan sebagai salah satu pilar utama dalam kehidupan sosial umat. Al-Jama’ah bukan sekadar kumpulan orang, melainkan satu kesatuan umat yang terikat dalam ikatan iman, visi perjuangan, dan ukhuwah Islamiyah.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang memisahkan diri dari Jama’ah sejengkal saja, maka ia telah melepaskan Islam dari lehernya.” (HR. Ahmad). Hadis ini menunjukkan betapa pentingnya posisi berjamaah dalam kehidupan seorang Muslim. Ia bukan sekadar opsi, melainkan bagian dari konsekuensi keimanan.

Secara ilmiah, manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam ilmu sosiologi, keberadaan kelompok memberikan dukungan psikologis, ekonomi, dan moral kepada individu. Dalam Islam, jama’ah menjadi tempat pembinaan ruhani, perlindungan akidah, serta sarana dakwah dan perjuangan.

Sejarah Islam mencatat bahwa semua kemenangan besar yang dicapai umat Islam, baik di zaman Rasulullah, Khulafaur Rasyidin, hingga masa keemasan peradaban Islam, tidak pernah diraih secara individu. Kesuksesan itu adalah hasil dari kekompakan, kesabaran, dan sinergi yang kuat dalam Al-Jama’ah.

Baca Juga: Kebersamaan dalam Jama’ah, Kekuatan yang Terlupakan

Dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala berfirman, “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai…” (QS. Ali ‘Imran: 103). Ayat ini menegaskan bahwa kebersamaan dalam ikatan iman adalah perintah ilahi, sedangkan perpecahan adalah larangan tegas yang membawa kehancuran.

Berjama’ah tidak hanya menciptakan kekuatan kolektif, tetapi juga melatih ketundukan terhadap aturan, kedisiplinan, dan kesabaran. Di dalam Jama’ah yang terorganisasi, seseorang belajar tentang kepemimpinan, loyalitas, dan kontribusi aktif untuk tujuan bersama, yang pada akhirnya mengasah kualitas pribadi dan sosial.

Di sisi lain, kehidupan individu tanpa Jama’ah sering kali rentan terhadap penyimpangan pemikiran, melemahnya semangat ibadah, dan kehilangan arah perjuangan. Tanpa bimbingan dan koreksi dari Jama’ah, seseorang bisa terjebak dalam kesombongan intelektual atau kebingungan spiritual.

Dalam konteks dakwah, Al-Jama’ah menjadi media strategis untuk menyampaikan nilai-nilai Islam secara masif dan terstruktur. Dakwah personal tentu mulia, namun dakwah berjama’ah jauh lebih berdampak dan berkelanjutan. Hal ini karena jama’ah memiliki struktur, program, dan kaderisasi yang terorganisir.

Baca Juga: Amerika-Israel, Dua Serigala Berbulu Domba di Panggung Dunia

Berjama’ah juga membuka peluang luas untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Ma’idah ayat 2. Dalam Jama’ah, umat bisa saling menguatkan di saat lemah, saling mengingatkan saat lalai, dan saling mendukung dalam menghadapi tantangan hidup.

Dari sisi akhlak, Al-Jama’ah melatih kesabaran, toleransi, dan empati. Hidup dalam kebersamaan menuntut seseorang untuk mengendalikan ego, membuka diri terhadap nasihat, serta mengedepankan maslahat bersama di atas kepentingan pribadi.

Bahkan dalam konteks ibadah, banyak anjuran syariat yang ditekankan untuk dilakukan secara berjama’ah, seperti shalat berjamaah, haji, zakat kolektif, dan jihad fi sabilillah. Ini menunjukkan bahwa keberkahan dan pahala yang besar sering kali Allah titipkan dalam aktivitas kolektif umat.

Kesuksesan dunia yang dicapai umat melalui Al-Jama’ah akan bermuara pada keselamatan akhirat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya tangan Allah bersama Jama’ah.” (HR. Tirmidzi). Artinya, pertolongan dan ridha Allah lebih dekat kepada mereka yang hidup dalam kebersamaan dalam kebaikan.

Baca Juga: Ketika HAM Jadi Dagangan, Palestina Jadi Korban

Di akhirat, umat Islam juga akan dikumpulkan berdasarkan jamaahnya. Orang-orang shalih akan dikumpulkan bersama kelompok yang shalih, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam , “Seseorang akan dikumpulkan bersama orang yang dicintainya.” (HR. Bukhari). Maka, penting bagi setiap Muslim untuk memilih jama’ah yang benar dan lurus.

Dalam dunia yang penuh fitnah dan tantangan seperti sekarang, keberadaan Al-Jama’ah menjadi benteng yang kokoh. Ia ibarat kapal besar yang bisa membawa penumpangnya melewati badai dunia menuju keselamatan akhirat. Tanpa kapal ini, seseorang bisa tersesat dan tenggelam dalam gelombang ujian zaman.

Oleh karena itu, merawat kehidupan berjamaah, berkontribusi di dalamnya, serta bersabar dalam prosesnya adalah kunci menuju kesuksesan hakiki. Baik secara ilmiah maupun syar’i, al-jama’ah terbukti sebagai sistem sosial dan spiritual yang paling ideal untuk mewujudkan keberhasilan dunia dan keselamatan akhirat. Mari perkuat barisan, teguhkan ukhuwah, dan istiqamahlah dalam Al-Jama’ah.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Israel, Demokrasi Palsu dalam Bayang-Bayang Apartheid

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Khadijah
Kolom