Washington, MINA – Qatar dan Arab Saudi hampir mencapai kesepakatan awal untuk mengakhiri perselisihan yang telah mengadu domba negara-negara tetangga Teluk selama lebih dari tiga tahun, seorang sumber mengatakan kepada Al Jazeera.
Kesepakatan itu diharapkan dicapai setelah penasihat Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Jared Kushner, tiba di wilayah Teluk sebagai bagian dari upaya terakhir untuk menyelesaikan krisis Teluk, sebelum pemerintahan Trump meninggalkan kantornya pada 20 Januari.
Tur Kushner termasuk pertemuan dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman di Riyadh awal pekan ini dan dengan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, di Doha pada Rabu (2/12).
Kushner telah meninggalkan Qatar.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Pada Rabu, Wall Street Journal (WSJ) mengutip pejabat AS yang mengatakan bahwa fokus utama dari pembicaraan tersebut adalah untuk menyelesaikan perselisihan mengenai izin bagi pesawat Qatar terbang melalui wilayah udara Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).
Pada Juni 2017, kedua negara itu bersama Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Qatar dan memberlakukan embargo darat, laut, dan udara di negara Teluk tersebut. Mereka menuduh Doha mendukung terorisme dan memiliki hubungan Iran yang dianggap terlalu dekat dengan Iran.
Qatar telah berulang kali membantah tuduhan itu sebagai tidak berdasar sambil menyoroti kesiapannya untuk berdialog.
WSJ melaporkan bahwa negara-negara yang memblokir telah melonggarkan tuntutan mereka untuk mencabut blokade, dengan catatan bahwa Arab Saudi lebih dulu menunjukkan lebih banyak kesediaan untuk menemukan titik temu untuk menyelesaikan krisis.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
“[Berita tentang kesepakatan yang diharapkan] ini merupakan langkah besar ke arah yang benar, setidaknya membuka jalan bagi upaya penyelesaian konflik yang akan memakan waktu bertahun-tahun,” kata Andreas Krieg, asisten profesor di King’s College London, kepada Al Jazeera. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata