Gaza , 2 Sya’ban 1437/2 Mei 2016 (MINA) – Sebuah laporan dari Pusat HAM Al-Mezan, Ahad (7/5) mengungkapkan bahwa sedikitnya 29 warga Gaza gugur terbakar atau mengalami sesak nafas selama krisis kekurangan aliran listrik di Jalur Gaza sejak tahun 2010 hingga hari ini.
Dalam laporan tersebut 24 warga yang gugur terbakar berasal dari kalangan bocah, demikian laporan Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Gaza.
Laporan tersebut menyebutkan, penderitaan warga kian hari kian bertumpuk akibat meningkatnya krisis pasokan listrik di mana sebagian tempat di Gaza hanya mendapat jatah empat jam aliran listrik dan setiap harinya listrik padam selama 12 jam.
Hal tersebut memaksa warga menggunakan penerangan alternatif berupa lilin yang kerap berujung kepada insiden kebakaran rumah dan meninggalnya penghuni rumah.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
Insiden terparah dalam satu tahun terakhir adalah kebakaran yang merenggut nyawa dua bocah balita asal pengungsian pantai, barat Gaza, setelah lilin di rumah mereka menyebabkan kebakaran hebat dan melalap seluruh isi rumah.
Laporan tersebut juga menjelaskan, pelayanan listrik di Gaza tidak gratis karena Pemerintah Palestina pada dasarnya membayar listrik warga dengan memotong gaji para pegawainya, padahal warga mengaku turut membayar listrik yang mereka gunakan.
Sementara bagi warga yang terlambat membayar, pihak perusahaan listrik akan memutus pelayanan listrik di rumah tersebut.
Pusat Al-Mezan mengungkapkan perasaan sedihnya yang mendalam terhadap jatuhnya para korban jiwa akibat krisis listrik ini, mereka menilai bahwa berlangsungnya permasalahan ini tidak lain hasil dari ketiadaan kesepakatan pemerintah internal Palestina meskipun kabinet bersatu sudah lama terbentuk. (L/K02/R05)
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)