Damaskus, MINA – Pemimpin pemerintahan baru Suriah, Ahmed Al-Sharaa mengatakan bahwa rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengambil alih Jalur Gaza “adalah kejahatan serius yang pada akhirnya akan gagal.”
Trump mengatakan, AS akan mengambil alih Jalur Gaza yang dilanda perang dan mengembangkannya secara ekonomi setelah warga Palestina dibersihkan secara etnis dan dimukimkan kembali di tempat lain. MEMO melaporkan, Senin (11/2).
Ia mengatakan, warga Palestina tidak akan memiliki hak untuk kembali ke Gaza berdasarkan usulan Trump.
Dalam sebuah wawancara dengan Rest Is Politics, sebuah podcast Inggris, Al-Sharaa mengatakan, usulan Trump tidak akan berhasil.
Baca Juga: Saudi dan Iran Tolak Pernyataan Trump Soal Pengusiran Warga dari Gaza
“Saya yakin tidak ada kekuatan yang dapat mengusir orang dari tanah air mereka. Banyak negara telah mencoba melakukannya dan semuanya gagal, terutama selama perang satu setengah tahun terakhir di Gaza,” lanjutnya.
Al-Sharaa menambahkan, tidaklah bijak, baik secara moral atau politik bagi Trump untuk memaksa warga Palestina keluar dari tanah mereka.
“Selama lebih dari 80 tahun konflik ini, semua upaya untuk mengusir mereka telah gagal.Pelajaran Palestina yang dipelajari setiap generasi adalah pentingnya mempertahankan tanah air mereka,” tambahnya.
Mesir, Yordania, dan negara-negara Arab lainnya menentang keras segala upaya untuk mengusir warga Palestina dari tanah air mereka.
Baca Juga: Sebelum ke Indonesia, Erdogan Mampir ke Malaysia, Ini Agendanya
Mereka khawatir setiap gerakan massa melintasi perbatasan akan semakin merusak prospek “solusi dua negara” dan membuat negara-negara Arab menanggung akibatnya.
Para pakar PBB telah memperingatkan bahwa rencana Trump berpotensi menjadi kejahatan perang dan pembersihan etnis, sehingga ilegal menurut hukum internasional. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Anggota Dewan Syura Saudi Kritik Netanyahu Soal Relokasi warga Gaza