Doha, MINA – Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) langsung membalas mediator AS, Qatar dan Mesir, Jumat (9/8), dengan menegaskan, penarikan total pasukan Israel dari Jalur Gaza merupakan syarat mutlak perundingan gencata senjata yang akan dilaksanakan 15 Agustus mendatang.
Al-Sinwar menyampaikan hal itu pada mediator Mesir tentang posisinya mengenai perjanjian gencatan senjata. Al Fajer TV melaporkan.
Dia juga menekankan, pembebasan tahanan terkemuka Palestina merupakan bagian dari perjanjian gencatan senjata untuk mengakhiri perang.
Sumber yang dekat dengan mediator perundingan gencatan senjata mengatakan, “Penunjukannya mungkin menghambat negosiasi yang sudah tegang karena posisi garis kerasnya terhadap perang di Gaza.”
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Al-Sinwar juga mengatakan kepada delegasi Mesir bahwa dia “sangat menentang” Otoritas Palestina yang hendak mengambil alih pemerintahan Jalur Gaza setelah perang.
Al-Sinwar juga menegaskan pihaknya menolak kedatangan pasukan multinasional di Gaza setelah perang, yang kabarnya akan menjaga keamanan sampai pemilihan legislatif dan presiden diadakan.
Sumber menambahkan, Al-Sinwar juga meminta Marwan Barghouti, pemimpin senior gerakan Fatah dan Ahmed Saadat, pemimpin Front Populer untuk Pembebasan Palestina, termasuk tokoh yang harus dibebaskan oleh Zionis Israel. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon