Kairo, 19 Rabi’ul Awwal 1435/21 Januari 2014 (MINA) – Menteri Pertahanan Jenderal Abdul Fattah Al-Sisi yang mengumumkan kudeta atas pemerintah sah Mesir akan mengundurkan diri dalam beberapa hari kedepan sebagai awal untuk melanjutkan langkahnya menjadi kandidat presiden.
Surat Kabar Al-Hayat yang berbasis di London seperti dikutip Mi’raj News (MINA), melaporkan, Al-Sisi yang menggulingkan presiden demokrasi pertama Mesir Muhamad Mursi didukung pihak militer untuk melanjutkan pencalonannya sebagai presiden – keputusan yang dilakukan di tengah maraknya aksi anti kudeta di Mesir.
Sementara itu, Harian Mesir Egypt Independent yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan langkah Al-Sisi ini didukung pula oleh negara Arab dan AS, khususnya pihak Badan Intelejen Pusat AS (CIA) di Pentagon.
Sumber tersebut menunjukkan bahwa mengacu pada reaksi yang ditunjukkan AS, agaknya Al-Sisi telah menjadi bagian dalam proses pengambilan keputusan oleh negeri adi daya tersebut Ia juga mengemukakan bahwa Pentagon khususnya menyambut baik pencalonanya sebagai presiden.
Baca Juga: Israel Duduki Desa-Desa di Suriah Pasca-Assad Terguling
Sisi mengambil keputusan ini setelah memperhatikan pemantauan yang cermat terkait reaksi Barat, khususnya Amerika Serikat, kata sumber yang tidak disebutkan dalam surat kabar itu.
“Pentagon juga menyambut baik pencalonan Sisi jadi presiden,” kata sumber itu.
Visi-misi Al-Sisi yang akan mengumumkan pencalonan diri sebagai presiden, tambah surat kabar mengutip seorang narasumber, akan bertolak ukur pada revolusi 25 Januari. Al-Sisi dalam pidatonya diperkirakan akan menekankan bahwa tidak ada kelompok, partai atau pergerakan yang dikeluarkan dari arena politik kecuali melalui putusan pengadilan.
Jargon yang dibawa Al-Sisi, klaimnya, akan didasarkan pada keterbukaan mengenai kondisi masa kini Mesir di berbagai sektor, tingkat layanan dan risiko yang mengancam keamanan nasional, serta rencana untuk memecahkan masalah.
Baca Juga: Warga Palestina Mulai Kembali ke Yarmouk Suriah
Pencalonan Al-Sisi menjadi presiden sudah diprediksi para pengamat nasional maupun internasional sejak munculnya reklame dukungan militer untuk jenderal yang memiliki hubungan baik dengan Israel ini. Prediksi tersebut didasari penilaian mengenai kuatnya rezim militer Mesir terutama setelah Husni Mubarak yang berasal dari kalangan militer berkuasa puluhan tahun lamanya.(T/P010/P03/Mi’raj News)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel