
Israel - Petugas Polisi Israel berjaga di depan kawasan Al-Aqsa. Mereka kerap melindungi pemukim Yahudi yang mencoba memasuki Masjid suci tersebut. (Foto : AA)" width="533" height="362" /> Polisi Israel – Petugas Polisi Israel berjaga di depan kawasan Al-Aqsa. Mereka kerap melindungi pemukim Yahudi yang mencoba memasuki Masjid suci tersebut. (Foto : AA)
Al-Quds, 1 Dzulhijjah 1435/25 September 2014 (MINA) – Kompleks Masjid Al-Aqsha di kota Al-Quds Timur kembali mendapat serbuan dari pemukim dan tentara Israel yang bergabung di dalamnya.
Puluhan orang itu dilaporkan memaksa masuk kawasan Masjid Al-Aqsha tersebut, kata penjaga Masjid Al-Aqsha, Kamis (25/9), Anadolu Agency dikutip oleh Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Dengan perlindungan dari polisi Israel, puluhan pemukim menyerbu kompleks suci melalui Gerbang al-Magharibah,” ujar penjaga yang meminta namanya dirahasiakan.
Dia mengatakan, pemerintah Israel telah melarang umat Islam Palestina di bawah usia 45 tahun memasuki masjid Al-Aqsha.
Baca Juga: 94 Persen Rumah Sakit di Gaza Rusak, Bantuan Mendesak Sangat Dibutuhkan
Dalam beberapa bulan terakhir, kelompok ekstremis pemukim Yahudi yang disertai pasukan keamanan Israel kerap memaksa masuk ke titik konflik di Al-Quds Timur komplek Masjid Al-Aqsha.
Frekuensi pelanggaran itu seringkali memancing kemarahan Muslim Palestina, bahkan terkadang menyebabkan konfrontasi berujung kekerasan.
Anadolu menyebutkan, bagi umat Islam Al-Aqsha merupakan situs paling suci ketiga di dunia.
Sementara bagian milik Yahudi, merujuk ke kawasan yang dikenal sebagai “Temple Mount” mengklaim tempat itu adalah tempat dua kuil Yahudi terkemuka di zaman kuno.
Baca Juga: Negosiasi dengan Hamas Gagal, Muncul Perpecahan di Israel
Pada tahun 1967, Israel menduduki kawasan Yerusalem Timur pada peristiwa Perang Timur Tengah. Israel kemudian menganeksasi kota Al-Quds pada tahun 1980, lalu mengklaimnya dengan memproklamirkan Yerusalem sebagai ibukota penjajah Yahudi. Namun klaim sepihak itu ternyata tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Puncak kekerasan terjadi pada September 2000, yang dipicu oleh kunjungan kontroversial Perdana Menteri Israel Ariel Sharon ke Masjid Al-Aqsa. Tindakan itu memicu meledaknya “Intifada Kedua”, sebuah perlawanan muslim Palestina melawan pendudukan Israel. Perlawanan itu menyebabkan ribuan muslim Palestina syahid. ( T/R12/P4).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Serangan Masif di Gaza Utara, Bangunan di Sekitar RS Indonesia Hancur Total