Kanada, MINA – Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengumumkan pengurangan kehadiran staf PBB di Gaza pada Senin (23/3), sebagai respons terhadap meningkatnya kekerasan Israel dan ancaman terhadap personel kemanusiaan.
Menurut pernyataan resmi, Israel telah melakukan serangan besar di Gaza selama seminggu terakhir, menewaskan ratusan warga sipil, termasuk staf PBB, sementara bantuan kemanusiaan tetap diblokir sejak awal Maret.
Meskipun mengurangi jumlah personelnya, PBB menegaskan tetap berkomitmen untuk memberikan bantuan kepada warga Gaza. Dikutif dari Anadolu.
Pernyataan tersebut juga menyoroti bahwa Israel telah menghentikan pasokan bantuan ke Gaza selama lebih dari tiga minggu, menjadikannya penghentian terlama sejak 7 Oktober 2023.
Baca Juga: Diserang Yaman, Penerbangan di Bandara Ben Gurion Terhenti
Salah satu serangan pada 19 Maret menghantam kompleks PBB di Deir Al Balah, yang diduga dilakukan oleh tank Israel, menewaskan seorang staf asal Bulgaria dan melukai enam lainnya.
Guterres mengutuk keras serangan itu dan menyerukan investigasi independen. Ia juga menegaskan bahwa semua pihak harus menghormati hukum internasional dan melindungi fasilitas serta personel PBB. Ia kembali mendesak gencatan senjata segera dan meminta semua negara menggunakan pengaruhnya untuk menghentikan konflik.
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, menyebutkan bahwa pengurangan staf PBB di Gaza mencapai sekitar sepertiga minggu ini dan mungkin akan bertambah dalam beberapa hari mendatang.
Keputusan ini bersifat sementara dan didasarkan pada pertimbangan keamanan. Saat ini, sekitar 100 staf internasional masih berada di Gaza, tetapi sebagian besar distribusi bantuan dilakukan oleh staf lokal.
Baca Juga: Paus Fransiskus Serukan Diakhirinya Pengeboman di Gaza
Lembaga yang terdampak pengurangan ini termasuk OCHA, WFP, UNICEF, UNOPS, UNFPA, WHO, dan UNDP. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Diusir dari AS, Dubes Afsel: Kami Pulang Tanpa Penyesalan