Sydney, MINA – Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi pada Senin (19/3) membatalkan diri untuk berpidato dan terlibat dalam sesi tanya jawab di Sydney karena dia “tidak enak badan”, kata penyelenggara acara.
Suu Kyi telah mendapat kecaman internasional karena sikap diamnya terhadap tindakan keras militer di Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Operasi yang yang berujung pada pelanggaran HAM itu telah menyebabkan ribuan Muslim Rohingya tewas dan hampir 700.000 lainnya melarikan diri ke Bangladesh.
Suu Kyi, yang menghadiri pertemuan puncak spesial ASEAN-Australia dari Jumat sampai Ahad, berada di Canberra untuk melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Malcolm Turnbull, Senin.
Dia dijadwalkan menjadi pembicara utama di think-tank Lowy Institute di Sydney pada Selasa (20/3), Channel News Asia melaporkan seperti dikutip MINA.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Pidato dan sesi tanya-jawab di acara itu seharusnya akan menjadi komentar publik satu-satunya yang disampaikan pemenang Hadiah Nobel itu selama lawatannya ke Australia.
“Siang ini Lowy Institute diberitahu oleh kedutaan Myanmar bahwa Penasihat Negara tidak bisa lagi berpartisipasi dalam acara ini karena dia merasa tidak enak badan,” kata juru bicara think tank tersebut dalam sebuah pernyataan.
“Dengan demikian, acara tersebut sekarang dibatalkan.”
Krisis kemanusiaan Rohingya adalah salah satu topik utama di KTT khusus antara ASEAN dan Australia. Para pemimpin lainnya menanyai Suu Kyi tentang masalah tersebut dalam sebuah pertemuan pada Ahad, Turnbull mengatakan.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Malaysia’s leader Najib Razak had warned Saturday that the issue could threaten regional security since those victimised could fall prey to extremist groups like the Islamic State.
Pemimpin Malaysia Najib Razak telah memperingatkan, Sabtu (18/3), masalah tersebut dapat mengancam keamanan regional karena korban tersebut dapat menjadi mangsa kelompok-kelompok ekstremis seperti ISIS.
Eksodus tersebut telah memicu ketegangan yang jarang terjadi di dalam tubuh ASEAN, dan Malaysia yang berpenduduk mayoritas Muslim menyerukan penyelidikan yang dipimpin oleh ASEAN yang independen atas dugaan penyalahgunaan kewenangan oleh tentara Myanmar.
Suu Kyi menjadi subyek protes publik atas pelanggaran hak asasi manusia selama KTT tersebut, dengan demonstran mengkritiknya serta orang Kamboja Hun Sen dan Vietnam Nguyen Xuan Phuc. (T/R11/B05)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Mi’raj News Agency (MINA)