AL-AZHAR TOLAK UBAH STATUS QUO DI AL-AQSHA

Foto : MEMO
Foto : MEMO

Kairo, 14 Muharram 1437/27 Oktober 2015 (MINA) – Salah satu institusi keagamaan Islam terbesar di dunia, berbasis di Kairo-Mesir, Al-Azhar Al-Syarif, Selasa (27/10), memperbarui penolakan atas tindakan pembagian secara ruang dan waktu di , Kota Al-Quds, di mana berusaha memaksakan pembagian itu.

Tanggapan tersebut muncul setelah pertemuan yang diadakan antara Imam Besar Al-Azhar, Sheikh Dr. Ahmed Al-Tayeb dan Penasihat Presiden Urusan Agama dan Hubungan Islam, Dr. Mahmoud Al-Habbash.

Pertemuan di Kairo itu membahas perkembangan di wilayah Palestina yang diduduki, khususnya di Masjid Al-Aqsha, demikian Middle East Monitor (MEMO) melaporkan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Dalam pernyataan yang dirilis setelah pembicaraan, Al-Tayeb menyerukan “negara yang cinta damai” untuk “perjuangan rakyat Palestina dan melindungi Masjid Al-Aqsha dari serangan berulang-ulang.”

Dia mengatakan, pihaknya “menolak gagasan pembagian sementara secara ruang dan waktu dari situs tersuc ketiga dalam Islam itu, karena merupakan murni tempat ibadah bagi Muslim di seluruh dunia.”

Dia juga mencatat non-Muslim “tidak memiliki hak untuk melakukan ritual keagamaan mereka sendiri” di Al-Aqsha atau menerapkan pengawasan mereka atas hal itu.

Rakyat Palestina meyakini Israel berupaya untuk membagi Al-Aqsha berdasarkan ruang dan waktu untuk menawarkan waktu ibadah untuk jamaah Muslim dan Yahudi.

Sejak awal Oktober, bentrokan pecah antara pemuda Palestina dan pasukan Israel di Tepi Barat, Al-Quds dan Jalur Gaza setelah pemukim ilegal ekstrimis Yahudi berulang kali menyerbu Al-Aqsha di bawah perlindungan tentara dan polisi Israel.(T/P002/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA) 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0