New York, MINA – Francesca Albanese, Pelapor Khusus PBB untuk hak asasi manusia di wilayah Palestina, mengatakan membuat warga Palestina kelaparan adalah “aib bagi hati nurani global”, memperingatkan masyarakat internasional tidak boleh terus mengabaikan penyelamatan warga sipil dari kelaparan dan kehancuran.
Dalam sebuah posting di X pada hari Sabtu (3/5), Albanese mengatakan, “Mengapa: setelah 19 bulan kekerasan genosida dan 60 hari tanpa sebutir beras pun masuk ke Gaza, warga Palestina digambarkan kepada dunia saat mereka berebut makanan seolah-olah mereka terengah-engah.” Demikian dikutip dari Palestinian Information Center.
“Warga Gaza. Warga Palestina. Kelaparan kalian hari ini adalah aib kami. Kami seharusnya tidak diizinkan menyaksikan penderitaan kalian jika kami begitu acuh tak acuh, lalai, egois, dan korup sehingga kami tidak dapat menghentikannya dengan segera.”
Dalam laporannya kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB, ia mencatat bahwa blokade dan operasi militer yang sedang berlangsung telah mengubah Gaza menjadi “penjara terbuka”, tempat penduduk menderita kekurangan makanan, obat-obatan, dan air yang parah.
Baca Juga: Sektor Media Gaza Hancur, 143 Jadi Sasaran Zionis Israel
Hal ini terjadi setelah Program Pangan Dunia baru-baru ini mengumumkan bahwa stok makanannya di Gaza telah habis karena blokade Israel yang menyesakkan.
Hari ini, dilaporkan di Gaza bahwa seorang anak, Jinan Saleh Al-Sakafi, meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi di Rumah Sakit Al-Rantisi di Kota Gaza bagian barat, setelah dua bulan blokade Israel terhadap masuknya makanan dan obat-obatan ke daerah kantong yang terkepung di tengah perang genosida yang sedang berlangsung.
Kantor Media Pemerintah di Gaza mengatakan bahwa jumlah korban kelaparan dan kekurangan gizi parah telah meningkat menjadi 57 martir sejak perang dimulai, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak, termasuk pasien dan orang tua.
Pada awal Maret 2025, fase pertama perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara kelompok perlawanan di Gaza dan Israel berakhir, yang mulai berlaku pada 19 Januari. Namun, Israel mengingkarinya dan melanjutkan genosida pada tanggal 18 bulan itu.
Baca Juga: UNICEF: Blokade Bantuan Membuat Anak-Anak Gaza ke Jurang Kehancuran
Pada tanggal 2 Maret, Israel menutup jalur penyeberangan Jalur Gaza untuk bantuan kemanusiaan dan bahan bakar serta melanjutkan pembunuhan massal. Sebanyak 2,4 juta penduduk Gaza sepenuhnya bergantung pada bantuan tersebut setelah berubah menjadi orang miskin akibat genosida yang sedang berlangsung, sebagaimana dikonfirmasi oleh data Bank Dunia. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Perjuangan Sehari-hari Warga Gaza untuk Bertahan Hidup Dalam Blokade Israel