Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ali Ibrahim: Trump Akan Hidupkan Lagi Perjanjian Normalisasi

Ali Farkhan Tsani Editor : Widi Kusnadi - Ahad, 10 November 2024 - 05:05 WIB

Ahad, 10 November 2024 - 05:05 WIB

32 Views

Donald Trump (Al-Quds Al-Araby)

Kuwait, MINA – Peneliti Palestina, Dr Ali Ibrahim memprediksi salah satu strategi yang akan ditempuh presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump adalah akan menghidupkan lagi perjanjian normalisasi negara-negara Arab dengan Israel.

“Sebagai kelanjutan dari pendekatan Trump untuk mendorong perjanjian normalisasi yang ia luncurkan pada masa jabatan pertamanya, Trump diperkirakan akan menghidupkan kembali perjanjian ini, dan berupaya menarik negara-negara baru untuk bergabung, dalam kerangka perjanjian normalisasi,” ujarnya kepada Quds Pres, Sabtu (9/11).

Menurutnya, Trump bisa saja mengusulkan penghentian agresi Israel ke Gaza untuk pembukaan bantuan kemanusiaan, sebagai imbalan penerimaan Negara-negara Arab “yang dipaksakan” terhadap pendudukan Israel, melalui sejumlah langkah dalam Perjanjian Abraham (Abraham Accord).

Ali Ibrahim menambahkan, kembalinya Trump akan memperkuat pendudukan dan mencapai keuntungan strategis dengan mengorbankan Palestina.

Baca Juga: Syamsuri Firdaus Juara 1 MTQ Internasional di Kuwait

Kembalinya mantan Presiden AS Donald Trump ke Gedung Putih merupakan perubahan besar dalam kebijakan Amerika Serikat terhadap Timur Tengah, khususnya terkait masalah Palestina, ujarnya.

Pada masa jabatan pertama (2016-2020) terdapat dukungan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap entitas Israel, yang diwujudkan dalam langkah-langkah jelas seperti mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negara pendudukan Israel, mengakui kedaulatan Israel atas Golan Suriah yang diduduki, serta mengadopsi kebijakan normalisasi hubungan antara Israel dengan sejumlah negara Arab.

“Salah satu strategi yang diadopsi oleh Trump selama kampanye pemilihannya adalah pernyataannya yang berulang kali bahwa Amerika Serikat pada masa pemerintahannya tidak akan memicu perang, melainkan berupaya untuk memadamkannya, yang mencerminkan fokusnya tentang kebijakan luar negeri yang bertujuan untuk mengakhiri konflik yang ada,” lanjutnya.

Ibrahim juga memperkirakan, Trump akan menghadapi sejumlah masalah yang sangat sensitif di kawasan Timur Tengah, terutama karena pemerintah Israel saat ini sedang mencoba untuk mengkonsolidasikan pemukiman di Jalur Gaza dan di Lebanon selatan sebagai suatu hal yang harus dilakukan.

Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi Enam Pejabat Senior Hamas  

“Meskipun Trump menyerukan untuk tidak menghabiskan sumber daya negaranya, dia tidak ragu untuk mendukung Israel untuk mencapai kemenangan yang akan membawa keuntungan strategis bagi Israel,” lanjutnya.

Menurutnya, Trump sedang berusaha untuk mencapai kesepakatan baru dengan Israel, yang memungkinkannya memperluas wilayah Tepi Barat dengan imbalan menghentikan agresi terhadap Gaza, sambil terus melakukan pembatasan terhadap gerakan perlawanan. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Diveto AS, DK PBB Gagal Setujui Resolusi Gencatan Senjata Segera di Gaza

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
MINA Sport
Palestina
Palestina