Jakarta, 7 Sya’ban 1434/16 Juni 2013 (MINA) – Dalam hitungan hari ke depan, para alim ulama di Jakarta yang dipelopori oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Budaya KH. A. Cholil Ridwan, akan memulai kegiatan majelis taklim dan membagi bantuan ke daerah pemukiman-pemukiman kumuh di Jakarta.
Program yang diberi nama Dakwah Ustadz Memberi (DUM), diumumkan oleh Cholil dalam acara Pembukaan Majelis Taklim Siyasah Islamiyah (Pengajian Politik Islam/PPI) di Jakarta, Ahad (16/6), bahwa dirinya beserta tokoh alim ulama yang lain akan mengunjungi pemukiman-pemukiman kumuh. Program DUM adalah anak kegiatan dari PPI.
“Kita akan blusukan mencontoh Jokowi, gubernur Jakarta. Kita akan datang ke kolong-kolong jembatan, ke pemukiman kumuh, kita kumpulkan masyarakat untuk mengaji. Setelah itu, kita memberi mereka dalam bentuk sembako,” kata Cholil.
Dalam acara yang dihadiri oleh banyak tokoh alim ulama itu, Cholil menyatakan akan memulai program itu bersama ustadz Daud Rasyid. Setelah itu, ustadz-ustadz yang lain akan turun bergantian ke masyarakat bawah setiap pekan.
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan
Kiyai asli Betawi itu mengungkapkan bahwa setiap pekan diperlukan dana sebesar Rp. 25 juta yang akan dibagi-bagikan dalam bentuk sembako dan keperluan sehari-hari. Dana berasal murni dari swadaya umat dan akan diumumkan setiap pekan secara transparan.
“Jika ada yang sakit kita jenguk, lalu kita berikan biaya untuk berobat,” kata Cholil mencontohkan.
Dalam Pengajian Politik Islam yang disebut pertama kali di Indonesia itu, Cholil yang pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (2005-2010), lebih jauh menyebutkan tentang pentingnya kegiatan di dalam masjid seperti taklim. Menurutnya, cikal bakal yang mensyariatkan bangsa-bangsa Eropa di masa panglima Islam Thariq bin Ziyad, adalah dari dalam masjid.
“Kepemimpinan di luar masjid adalah blueprint (kerangka kerja terperinci) kepemimpinan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di dalam masjid. Masjid Rasulullah sangat sederhana, tapi sangat kaya dengan kegiatan,” kata Cholil.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
Salah satu tujuan dari majelis taklim perdana itu, lanjut Cholil, untuk menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan umat.
“Rasulullah memerintahkan komando perang dari dalam masjid,” katanya.
Menurut Cholil, majelis-majelis taklim konvensional dan tradisional yang marak sekarang ini, tidak memberikan perubahan.
“Pengajian konvensional tetap kita pelihara, tapi pengajian politik dan ekonomi perlu juga diadakan. Kita ingin umat Islam menguasai istana, menguasai senayan. Kita ingin merebut kekuasaan dengan cara yang tidak melanggar hukum,” tambah Cholil.
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
Selain pembukaan, pengajian yang disebut beda dari pengajian pada umumnya itu, juga menggalang dana swadaya kelanjutan dari jamaah yang hadir dan beberapa tokoh yang mendonasikan bantuannya puluhan juta rupiah.
Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin, Mantan Menteri Kehutanan Malam Sambat Kaban, dan Fuad Amsari menyampaikan tanggapannya dalam sambutan. Hadir pula banyak alim ulama yang selama ini vokal menyuarakan syariah Islam di negeri ini. Dan Cholil mengumumkan bahwa PPI didukung oleh 61 alim ulama dan tokoh nasional. (L/P09/R2).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia
Baca Juga: Longsor di Salem, Pemkab Brebes Kerahkan Alat Berat dan Salurkan Bantuan