aljazair-apsdz-300x169.jpg" alt="menlu aljazair apsdz" width="300" height="169" /> Menteri Aljazair untuk Maghreb, Uni Afrika dan Liga Arab, Abdelkader Messahel (aps.dz)
Libya, 24 Dzulqa’dah 1436/8 September 2015 (MINA) – Para Menteri Luar Negeri Aljazair, Niger dan Chad mendesak Libya untuk membentuk pemerintahan persatuan nasional, Word Bulletin melaporkan.
Aljazair sebagai tuan rumah dalam pertemuan dengan Nigeria dan Chad membahas krisis Libya, Selasa (8/9), dihadiri oleh Menteri Aljazair untuk Maghreb, Uni Afrika dan Liga Arab, Abdelkader Messahel, Menteri Luar Negeri Niger, Aichatou Kane Boulama serta Menteri Luar Negeri Chad, Moussa Faki Mahamat.
“Kami mendesak untuk kesekian kalinya agar tercapai solusi politik untuk memelihara kesatuan dan keutuhan wilayah Libya serta keeratan masyarakat melalui pembentukan pemerintahan persatuan nasional. Sehingga mampu menghadapi berbagai tantangan dengan menerima bantuan masyarakat internasional,” bunyi pernyataan bersama ini yang dikeluarkan oleh tiga negara yang berada di perbatasan Libya.
Pernyataan dikeluarkan menyikapi bentrokan terjadi kembali antara kelompok bersenjata ISIS dengan kelompok bersenjata setempat untuk merebut kota Sirte di Libya Utara, pada tanggal 16 Agustus lalu.
Baca Juga: Ribuan Warga Maroko Protes Kapal Pembawa Suku Cadang Jet Tempur Israel
Aljazair menyatakan keprihatinannya terhadap kekacauan yang terjadi di Libya yang berpotensi mempengatuhi keamanan seluruh wilayah sekitarnya. Karena itu, negara-negara tetangga mendesak Libya mendirikan sebuah pemerintahan persatuan Nasional. (T/een/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Perang Dua Tahun, Pelanggaran terhadap Anak di Sudan Naik 1.000 Persen