Aljir, MINA – Aljazair secara resmi mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Maroko karena menganggap Maroko melakukan serangkaian tindakan bermusuhan.
Situasi ini memuncak pada periode meningkatnya ketegangan perbatasan antara negara-negara Afrika Utara dalam beberapa dekade. Al Jazeera melaporkan, Rabu (25/8).
Pernyataan Kementerian Luar Negeri Aljazair juga mengatakan “tindakan spionase besar-besaran dan sistematis” oleh Maroko, yang dituduh menggunakan spyware Pegasus buatan Israel terhadap pejabat dan warganya.
Maroko dengan tegas membantah klaim tersebut.
Baca Juga: Trump Klaim Mesir dan Yordania akan Patuhi Usulan Pembersihan Etnis Palestina
Aljazair pekan lalu mengatakan, kebakaran hutan yang mematikan adalah pekerjaan kelompok yang diberi label “teroris”, salah satunya dikatakan didukung oleh Maroko.
Kebakaran hutan di Aljazair, yang pada 9 Agustus di tengah gelombang panas yang terik, membakar puluhan ribu hektar hutan dan menewaskan sedikitnya 90 orang, termasuk lebih dari 30 tentara.
Di fihak lain, Kementerian Luar Negeri Maroko mengatakan, negaranya “menyesali keputusan yang sama sekali tidak dapat dibenarkan” dari negara tetangga Aljazair untuk memutuskan hubungan diplomatik.
“Maroko dengan tegas menolak dalih yang salah, bahkan tidak masuk akal yang mendasarinya,” bunyi pernyataan yang dirilis pada Rabu malam.
Baca Juga: Tabrakan Pesawat American Airlines vs Helicopter UH-60 Black Hawk, Ini Reaksi Trump
Sebelumnya Maroko juga telah menormalisasi hubungannya dengan Israel disertai imbalan Israel mendukung Maroko dalam konflik wilayah dengan Aljazair.
Perbatasan antara Aljazair dan Maroko telah ditutup sejak 1994. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mengenaskan, Pembakar Al-Qur’an Asal Swedia Ditemukan Tewas di Apartemenya