Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ALJAZAIR SIAP JADI TUAN RUMAH PERTEMUAN DIALOG LIBYA

Rudi Hendrik - Rabu, 17 September 2014 - 13:56 WIB

Rabu, 17 September 2014 - 13:56 WIB

654 Views

Menteri Luar Negeri Aljazair Ramtane Lamamra (Foto: Getty Images)
Menteri Luar Negeri <a href=

Aljazair Ramtane Lamamra (Foto: Getty Images)" width="275" height="183" /> Menteri Luar Negeri Aljazair Ramtane Lamamra (Foto: Getty Images)

Aljir, 22 Dzulqa’dah 1435/17 September 2014 (MINA) – Menteri Luar Negeri Aljazair Ramtane Lamamra baru-baru ini menyatakan bahwa negaranya siap memenuhi setiap permintaan Libya untuk pertemuan dialog memecahkan krisis di negara itu.

“Jika rakyat Libya menganggap Aljazair adalah tempat yang tepat untuk mengumpulkan dan terlibat proses penyatuan kembali sebagai bagian rekonsiliasi nasional, maka Aljazair siap dalam,” kata Lamamra dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Portugal Rui Chancerelle de Machete.

Aljazair akan menyetujui setiap solusi yang diusulkan oleh Libya sendiri,” katanya, IINA News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Dalam hal ini, Lamamra menyebutkan pengalaman terbaru dari dialog antar warga Mali serta berbagai pertemuan yang diselenggarakan sepanjang sejarah untuk penyatuan jajaran Palestina.

Baca Juga: Media Asing: Militan Sudan Membantai Warga Desa, 200 Lebih Tewas

Dia mengatakan bahwa posisi Aljazair jelas untuk dialog dan rekonsiliasi nasional di Libya.

Menteri menekankan bahwa tantangannya adalah memberikan kesempatan kepada lembaga-lembaga yang terpilih untuk memiliki legitimasi lebih melalui penyatuan kembali. Kondisi sulit yang dialami Libya sekarang memerlukan langkah-langkah hukum sehingga mampu memberikan kontribusi untuk menciptakan iklim yang kondusif menuju peluncuran dialog antara warga Libya.

“Krisis Libya kompleks,” katanya. “Aljazair memandang urusan Libya internal sesuai dengan prinsip non-campur tangan dalam urusan internal negara lain.”

Lamamra menekankan bahwa tanggung jawab utama untuk menyelesaikan masalah terletak pada rakyat Libya sendiri. Dia menyeru agar mereka yang bertikai menerima posisi masing-masing serta meninggalkan kekerasan dan terorisme dalam segala bentuknya.

Baca Juga: PBB Tuduh Paramiliter Sudan Halangi Bantuan untuk Darfur

Dia juga menyerukan kepada negara-negara tetangga Libya untuk tidak campur tangan dan menahan diri dari “menuangkan minyak ke atas api”.

Dia menambahkan bahwa negara-negara tetangga juga diminta untuk mengambil jalan sesuai legitimasi internasional, merujuk resolusi Dewan Keamanan PBB baru-baru ini yang melarang memasok senjata, amunisi dan suku cadang kepada kelompok-kelompok Libya yang bertikai. (T/P001/R03)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: MSF: Separuh Penduduk Sudan Hadapi Kekurangan Pangan  

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Dunia Islam
Dunia Islam
Dunia Islam
Eropa