Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Allamah Muhammad Iqbal, Penyair Muslim di Balik Kemerdekaan Pakistan

Redaksi Editor : Arif R - Jumat, 9 Mei 2025 - 10:51 WIB

Jumat, 9 Mei 2025 - 10:51 WIB

37 Views

Allamah Muhammad Iqbal

ALLAMAH Muhammad Iqbal (1877–1938) adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah kemerdekaan Pakistan. Dikenal sebagai penyair Muslim, filsuf, dan pemikir politik, Iqbal berperan penting dalam membentuk kesadaran umat Islam di India tentang perlunya negara tersendiri.

Melalui karya sastra dan gagasan filosofisnya, ia menjadi inspirasi utama di balik lahirnya visi negara Pakistan. Dihormati sebagai “Mufakkir-e-Pakistan” (Pemikir Pakistan), “Shair-e-Mashriq” (Penyair Timur), dan “Hakeem-ul-Ummat” (Doktor Umat), kontribusi Allamah Iqbal terus dikenang sebagai fondasi intelektual berdirinya negara Pakistan.

Iqbal lahir pada tanggal 9 November 1877 di Sialkot, yang saat itu merupakan bagian dari Kekaisaran Britania India (sekarang di Punjab, Pakistan). Ia berasal dari keluarga Muslim Kashmir yang taat dalam berislam. Sejak usia muda, Iqbal telah menunjukkan kecerdasan luar biasa dan minat pada ilmu pengetahuan serta sastra.

Ia menempuh pendidikan awal di Sialkot, lalu melanjutkan ke Government College Lahore, tempat ia belajar filsafat dan sastra. Di sana ia mulai menulis puisi dalam bahasa Urdu dan Persia. Cita-cita akademisnya membawanya ke Eropa, di mana ia belajar di Universitas Cambridge, meraih gelar filsafat di Jerman (Universitas München), dan akhirnya meraih gelar doktor di Universitas Munich dengan disertasi berjudul The Development of Metaphysics in Persia.

Baca Juga: Leila Khaled: Pejuang Perempuan Palestina yang Ikonik dan Abadi dalam Sejarah Perlawanan

Iqbal melihat bahwa umat Muslim di India kolonial hidup dalam ketertindasan sosial, politik, dan ekonomi. Lewat pidato, tulisan, dan puisi, ia berusaha membangkitkan kesadaran bahwa Islam adalah kekuatan budaya dan spiritual yang dapat menyatukan umat Muslim sebagai komunitas politik yang mandiri.

Dalam salah satu pidatonya yang paling bersejarah di Sidang Tahunan Liga Muslim India di Allahabad pada tahun 1930, Iqbal untuk pertama kalinya secara eksplisit menyuarakan gagasan tentang negara Muslim yang independen di India bagian barat laut. Inilah yang kemudian dikenal sebagai “Visi Pakistan”.

Dalam pidatonya, ia mengatakan, “Saya ingin melihat pembentukan negara Muslim di barat laut India. Muslim adalah sebuah bangsa, dengan sejarah, peradaban, dan hukum mereka sendiri. Mereka berhak atas kemerdekaan politik.”

Pidato Allahabad ini menjadi tonggak penting yang kelak menginspirasi gerakan di Pakistan dan memperkuat posisi Muhammad Ali Jinnah sebagai pemimpin politik utama bagi umat Muslim India.

Baca Juga: Shaukat Ali Khan (1873-1938): Pejuang Kemerdekaan India dan Pendukung Besar Palestina

Iqbal menyadari bahwa agar ide tentang negara Muslim bisa terealisasi, perlu ada kepemimpinan politik yang kuat. Ia sangat mendukung kembalinya Muhammad Ali Jinnah ke politik setelah sempat mengundurkan diri karena kecewa pada kondisi politik India saat itu.

Dalam serangkaian surat yang ditulis antara tahun 1936 hingga 1937, Iqbal menyampaikan visinya tentang negara Islam yang demokratis dan berbasis pada prinsip-prinsip keadilan sosial Islam. Surat-surat ini memainkan peran penting dalam membentuk pandangan Jinnah tentang perlunya negara terpisah bagi Muslim.

Walaupun Iqbal wafat pada tahun 1938, sembilan tahun sebelum kemerdekaan Pakistan pada 14 Agustus 1947, visinya sangat memengaruhi arah gerakan kemerdekaan. Muhammad Ali Jinnah sendiri mengakui peran Iqbal sebagai ideolog utama di balik lahirnya Pakistan.

Iqbal menulis sebagian besar puisinya dalam bahasa Persia, karena ia percaya bahwa bahasa itu memiliki kemampuan ekspresif yang lebih dalam untuk filsafat dan mistisisme. Namun, ia juga menulis dalam bahasa Urdu agar dapat menjangkau khalayak Muslim India yang lebih luas.

Baca Juga: Raja Faisal: Sang Raja Pemberani Pembela Palestina

Salah satu karya terkenal Iqbal ialah Asrar-i-Khudi, buku ini ditulis dalam bahasa Persia dan menjadi karya filsafat puitis pertamanya yang terkenal. Asrar-i-Khudi (Rahasia Diri) menjelaskan konsep “Khudi”—sebuah gagasan tentang kesadaran diri, harga diri, dan kekuatan spiritual individual yang menurut Iqbal harus dikembangkan oleh setiap Muslim. Iqbal berargumen bahwa kebangkitan umat Islam bergantung pada kesadaran akan potensi batinnya sendiri.

Terkait Khudi, Cendekiawan Muslim Indonesia, Prof. Dr. Nurcholish Madjid juga pernah mengulas dalam karyanya berjudul Islam, Doktrin dan Peradaban, dan Kontekstualisasi Islam dalam Sejarah. Ia  membahas Iqbal sebagai salah satu pemikir pembaharu Islam modern yang menggabungkan rasionalitas dan spiritualitas. Ia sering mengutip pemikiran Iqbal, khususnya mengenai konsep Khudi (harga diri/kesadaran diri) sebagai inspirasi kebangkitan umat Islam

Konsep “Khudi” ini semacam ajakan untuk bangkit dan menjadi manusia aktif yang membentuk takdirnya, bukan pasif menerima keadaan.

Pemikiran Iqbal tidak hanya menginspirasi pembentukan Pakistan, tetapi juga membentuk dasar filosofi negara tersebut. Ia memimpikan negara di mana prinsip-prinsip Islam seperti keadilan sosial, kesetaraan, dan spiritualitas menjadi fondasi kehidupan bernegara.

Baca Juga: Ummu Haram binti Milhan, Sahabiyah yang Menjadi Syahidah di Pulau Siprus

Pakistan mengakui jasa-jasanya secara luas, antara lain dengan mengabadikan Hari Iqbal diperingati setiap tanggal 9 November. Universitas Allama Iqbal Open University dan Bandara Internasional Allama Iqbal di Lahore dinamai untuk menghormatinya. Banyak sekolah, jalan, dan lembaga pendidikan di Pakistan dan bahkan di luar negeri menggunakan namanya sebagai bentuk penghormatan.

Pemikirannya juga telah menjadi bahan kajian akademik di seluruh dunia, tidak hanya dalam bidang sastra, tetapi juga dalam kajian Islam, filsafat, dan politik.

Allamah Muhammad Iqbal adalah tokoh multidimensional yang memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Pakistan melalui kekuatan intelektual dan sastra Islam. Sebagai penyair Muslim, filsuf, dan pemikir politik, Iqbal tidak memimpin perlawanan secara militer, namun gagasan-gagasannya membangun kesadaran jati diri umat Islam di India sebagai bangsa yang berhak menentukan nasibnya sendiri.

Karya-karya puitis dan filosofis Allamah Iqbal menjadi warisan abadi yang terus menginspirasi generasi Muslim, dan tanpanya, visi intelektual tentang berdirinya negara Pakistan mungkin tidak akan pernah terwujud. []

Baca Juga: Dr Joserizal Jurnalis: Pendiri MER-C, Pejuang Kemanusiaan dari Indonesia untuk Dunia

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda