Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ALM Sepakati Lima Konsensus Terkait Krisis Myanmar

sajadi - Sabtu, 24 April 2021 - 21:37 WIB

Sabtu, 24 April 2021 - 21:37 WIB

7 Views

Jakarta, MINA – Para pemimpin negara ASEAN akhirnya menyetujui lima poin konsensus terkait krisis Myanmar dalam ASEAN Leader’s Meeting (ALM), Sabtu (24/4) di Jakarta.

Seperti diunduh dari laman Sekretariat ASEAN, lima konsensus itu terdiri dari, pertama, kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya.

Kedua, dialog konstruktif antara semua pihak terkait untuk mencari solusi damai demi kepentingan rakyat. Ketiga, utusan khusus Ketua ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN.

Keempat, ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre. Kelima, utusan khusus dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu semua pihak terkait.

Baca Juga: Budidaya Opium Afghanistan Turun 20% pada 2025

Sebelumnya, seperti dikutip darI CNN, Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin mengklaim pemimpin junta militer Myanmar Min Aung Hlaing sepakat untuk mengakhiri kekerasan terhadap warga sipil.

Sedangkan, PM Singapura Lee Hsien Loong juga menyebut Hlaing tidak menentang usulan untuk mengirim bantuan kemanusiaan. (T/RE1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Topan Kalmaegi Hantam Filipina, Sedikitnya 85 Tewas dan 75 Hilang

Rekomendasi untuk Anda

Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto tiba di Malaysia untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN. Pesawat Garuda Indonesia-1 yang membawa Presiden beserta rombongan mendarat di Bandara Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) Subang pada Sabtu (25/10/2025) (foto: BPMI Setpres)
Indonesia
Internasional
Asia
Presiden Prabowo Subianto secara resmi memulai kunjungan kerja luar negeri perdananya, Jumat (08/11/2024), dengan mengunjungi sejumlah negara untuk melakukan pertemuan bilateral dan multilateral. (Foto: BPMI Setpres)
Indonesia