Jakarta, MINA – Ketua Umum Aliansi Perempuan Peduli Indonesia (ALPPIND) DKI Jakarta, Dr. Khasanah menegaskan, kemandirian ekonomi adalah hal yang penting untuk membentuk ketahanan keluarga.
Hal itu dikatakan Dr. Khasanah dalam Rapat Kerja ALPPIND DKI Jakarta pada Ahad (6/9) yang digelar secara virtual melalui aplikasi Zoom.
“Kami ingin memberikan layanan kepada masyarakat bermitra dengan pemerintah guna mempercepat kemandirian ekonomi, pencerdasan politik dan hukum,” kata Dr. Khasanah.
Dia mengungkapkan, DKI Jakarta yang menjadi area kerja ALPPIND DKI Jakarta adalah wilayah yang sangat strategis sebagai ibu kota negara.
“Posisi kami sangat strategis untuk memberikan yang terbaik bagi mereka yang datang ke Jakarta, dan berharap mereka bisa membawa kebaikan saat kembali ke wilayahnya,” tuturnya.
Dalam Rapat Kerja Tingkat Nasional pada Agustus lalu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan ALPPIND dibentuk untuk merapatkan barisan kaum perempuan. Dia mengatakan, organisasi perempuan dalam kiprahnya adalah lembaga yang tak bisa dipandang sebelah mata.
“ALPPIND dibangun untuk membangun kekuatan yang terserap jadi kekuatan yang terintegrasi. Ibu-ibu ini kekuatan yang luar biasa. Kalau bapak-bapak kepala rumah tangga, ibu itu leher yang menentukan kepala nengok kanan atau kiri,” kata Anies yang juga merupakan Ketua Dewan Kehormatan ALPPIND.
Menurut Dr. Khasanah, pesan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan adalah cambuk untuk mendorong masyarakat Indonesia umumnya dan masyarakat DKI khususnya menjadi bangsa yang lebih bermartabat, cerdas dan maju.
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
“Jika kita bisa menghadirkan keluarga yang berketahanan, setidaknya ini bisa mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak, yang kini 70 persen korbannya adalah perempuan,” katanya.
Dr. Khasanah mengatakan, ALPPIND memiliki suatu program yang akan bersinergi bersama dengan pemerintah dimana berusaha untuk menggagas suatu solusi untuk memberikan pelayanan kepada anak-anak yang tidak bisa mengakses pendidikan secara online.
“Karena tidak semua masyarakat bisa mengakses pendidikan online ini dikarenakan salah satu sebab yang krusial yakni ekonomi keluarga yang tidak menunjang,” katanya. (L/R2/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah