Jakarta, MINA – Aliansi Perempuan Peduli Indonesia (ALPPIND) menegaskan, kekompakan dan ketahanan keluarga adalah hal yang penting dalam menghadapi pandemi Covid-19.
“Kami berpendapat bahwa menguatkan ketahanan keluarga di masa pandemi ini sangat penting,” kata Ketua Umum ALPPIND DKI Jakarta Khasanah dalam Seminar Online bertajuk Ketahanan Keluarga di Masa Pandemi pada Ahad (6/9).
Dr. Khasanah yang juga Dosen Universitas Islam Assyafiiyah Jakarta mengajak para orang tua untuk lebih peduli dengan berbagai persiapan yang semestinya dilakukan saat membimbing anak belajar dari rumah.
“Pandemi ini seakan telah memaksa kita untuk bisa berproses lebih cepat dengan menggunakan teknologi yang ada. Pusat pembelajaran terdapat pada anak bukan lagi pada guru. Sehingga keaktifan anak menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua,” katanya.
Baca Juga: Fun Run Solidarity For Palestine Bukti Dukungan Indonesia kepada Palestina
Orang tua harus menjadi cerminan guru di mata anak. selama pembelajaran online ini, sistem mengharuskan orang tua melakukan pendekatan lebih intensif kepada anak dalam memberikan pendidikan
Survei yang dilakukan BKKBN selama masa pendemi Covid-19 di Jawa dan Sumatera saja menunjukkan hampir 95 persen keluarga mengalami stres akibat pandemi dan berbagai pembatasan yang diberlakukan.
Sumber stres berasal dari dua hal. Pertama, akibat kekhawatiran tertular Covid-19, hingga tingkat berlebihan. Kedua, dampak ekonomi yang timbul karena menurun penghasilannya.
Pembina Yayasan Da’rul Qur’an Mulia, Dr. Hj. Aan Rohana, yang menjadi salah satu narasumber mengatakan, ketahanan keluarga adalah hal yang penting dalam menentukan masa depan. Sebab keluarga menjadi madrasah pertama bagi anak-anak.
Baca Juga: KNEKS Kolaborasi ToT Khatib Jumat se-Jawa Barat dengan Sejumlah Lembaga
“Menurut kami ketahanan keluarga sangat penting karena keluarga adalah milik kita yang paling berharga, menentukan masa depan kita, tempat melahirkan generasi unggul yang bertakwa dan menentukan peradaban dan kemajuan bangsa dan negara,” kata Dr. Aan Rohana yang yang juga pendiri Alppind ini.
Dia mengungkapkan, ada beberapa hal yang menjadi dasar strategi penguatan ketahanan keluarga selama masa pandemi.
“Yaitu keimanan yang kokoh dengan beriman bahwa pandemi adalah takdir, rajin ibadah, memiliki hati tenang, banyak inspirasi melahirkan banyak kebaikan, bersabar dan berikhtiar maksimal untuk menjaga kesehatan,” tuturnya.
Menurut Dr. Aan, suami dan istri harus bisa melaksanan kewajiban sebagai pasangan juga sebagai orang tua. Termasuk pula semua anggota keluarga saling bahu membahu bekerjasama dalam mengatasi semua masalah, juga saling meringankan beban dan tidak banyak menuntut
Baca Juga: [BEDAH BERITA MINA] ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu dan Gallant, Akankah Terwujud?
Tak hanya dari segi psikologis keluarga, Dr. Aan Rohana juga menyebut pentingnya pola hidup sehat, bersikap qona’ah, banyak berdoa, menjaga suasana kehangatan dalam keluarga, saling membahagiakan dan yang tak kalah pentingnya adalah dengan kemampuan mengambil mengambil hikmah dari dampak Covid 19
Hal senada diungkapkan oleh praktisi pendidikan dan Founder Sekolah Insan Mandiri, Dr. H. Karim Santoso. Dia mengatakan, salah satu hikmah atau kebaikan yang didapatkan dari adanya pandemi Covid-19 ini yaitu kita dapat mendekatkan diri kepada keluarga serta meningkatkan keteguhan iman kepada Allah SWT.
Pendiri Sekolah Insan Mandiri, Dosen dan konsultan pendidikan itu menyebut sekolah menjadi indikator penting dalam perkembangan pendidikan dan sosial anak. Interaksi yang dibentuk melalui pertemuan yang intens dapat membentuk karakter anak.
“Berbicara mengenai sekolah di tengah Covid-19 di mana setiap anak harus melakukan sistem pembelajaran jarak jauh. Hal ini dapat diformulasikan agar anak mampu melanjutkan pembelajaran jarak jauh. Ini menjadi tantangan bagi orang tua untuk menyesuaikan dengan kebutuhan anak,” kata Dr. Karim.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Tebal Jumat Ini, Sebagian Hujan
Karenanya orang tua harus menyediakan tempat atau ruang yang tenang dan kondusif. “Orang tua sebaiknya mendapatkan SIM (Surat Izin Mengajar) dari anak-anak yang dapat didapat dengan membangun komunikasi yang efektif dengan anak secara intensif,” katanya.
Ada beberapa cara menyiapkan psikologis anak-anak di masa PJJ. “Dekatkan diri pada Allah, bangun bank emosi pada anak dengan menabung kebaikan-kebaikan sejak kecil dan jangan lupa ‘pause’ atau jeda agar anak tak merasa tertekan saat belajar,” katanya. (L/R2/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online