Sanaa, Yaman, 19 Rabi’ul Awwal 1436/10 Januari 2015 (MINA) – Al-Qaeda cabang Yaman mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan di kantor majalah Perancis Charlie Hebdo, dan mengatakan penembakan itu adalah operasi untuk mengajar Perancis tentang batas kebebasan berekspresi.
Abu Hareth Al-Nezari, seorang anggota senior Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP), membuat klaim dalam rekaman audio yang dipublikasikan secara online pada Jumat (9/1), Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan Sabtu.
“Beberapa orang Perancis tidak sopan dengan para nabi dan itulah alasan mengapa beberapa orang percaya, yang mencintai Allah dan nabi-Nya dan mencintai mati syahid, pergi kepada mereka untuk mengajar mereka bagaimana berperilaku dan bagaimana bersikap sopan dengan para nabi, dan mengajari mereka bahwa kebebasan berekspresi memiliki keterbatasan dan batas-batas,” ujar Al-Nezari dalam rekaman.
Dia juga memperingatkan bahwa Perancis tidak akan menikmati rasa aman, kecuali menghentikan apa yang disebutnya sebagai “perang melawan Islam”.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Serangan Rabu (7/1) di kantor majalah yang menewaskan 12 orang, berlanjut dengan penyanderaan warga Perancis dan memicu operasi keamanan besar-besaran. Selain mereka yang tewas di Charlie Hebdo, tiga warga sipil dan dua polisi lainnya tewas.
Salah satu penyerang, Said Kouachi, mengaku telah dilatih dan didanai oleh Al-Qaeda di Yaman.
Pejabat intelijen Yaman yang dikonfirmasi oleh Al Jazeera mengatakan, Said memang pernah di Yaman pada 2011, berjuang bersama Al-Qaeda dan telah dideportasi.
Wartawan Al Jazeera melaporkan dari ibukota Yaman, Sanaa, AQAP sebelumnya telah membuat upaya menarik pendukung di negara-negara Barat, termasuk dengan cara meluncurkan sebuah majalah online. Upaya ini juga meminta individu untuk melakukan serangan secara independen – disebut sebagai serangan “Lone Wolf” (Serigala Tunggal).
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Pada Desember 2009, AQAP mengatur upaya untuk membom sebuah pesawat jet penumpang Amerika di Detroit, di mana warga Nigeria Umar Farouk Abdulmutallab gagal meledakkan bahan peledak.
Pada 2010, kelompok ini berusaha mengirim bom dalam paket-paket yang akan dikirim kepada target di AS, tetapi paket dicegat pada penerbangan melalui Eropa dan Uni Emirat Arab. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon