New York, 2 Dzulhijjah 1435/26 September 2014 (MINA) – Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi mengatakan dalam pidatonya di PBB, pemerintahnya akan membangun Mesir baru sebagai sebuah negara yang menghormati “hak dan kebebasan” dan “memastikan warganya hidup berdampingan tanpa pengecualian atau diskriminasi”.
Mantan Panglima Angkatan Bersenjata Mesir itu mengungkapkan Rabu, sejak terpilih pada Juni lalu, dia telah berupaya membangun sebuah “negara demokrasi sipil”, dengan mengikuti roadmap nasional yang disepakati militer, Daily Egypt News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat.
Menurutnya, negara “baru” ini seharusnya menjamin kebebasan berbicara dan beragama, dan memiliki lembaga-lembaga kuat yang diatur oleh aturan hukum.
Mantan Menteri Pertahanan Mesir di era Presiden Muhammad Mursi itu mengatakan, Pemerintah Mesir telah bekerja untuk pertumbuhan dan kemakmuran, bertujuan memastikan pondasi pasar bebas dan ekonomi ramah terhadap investor.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Selain itu, Al-Sisi juga menyatakan bahwa negara-negara harus berkoordinasi dan bekerja sama untuk menghadapi kekuatan ekstrimis dan krisis terorisme yang dihadapi di Timur Tengah.
Mesir telah bekerja sama dengan tetangganya Libya dalam sebuah inisiatif untuk mengakhiri kekerasan di Libya. Dia menegaskan, negaranya tidak akan berkompromi dengan kelompok bersenjata di Suriah.
Terkait masalah Palestina, Al-Sisi mengatakan akan tetap menjadi prioritas utama Mesir.
Di Mesir, menurut laporan Human Rights Watch, pasukan keamanan telah menewaskan lebih dari seribu orang sejak Al-Sisi memimpin penggulingan Mursi pada Juli 2013.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Pasukan keamanan juga telah menahan sekitar 41.000 orang sejak tahun lalu, menurut database online WikiThawra. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata