Makkah, 7 Dzulhijjah 1435/1 Oktober, 2014 (MINA) – Imam Besar Masjidil Haram, Sheikh Abdurrahman Al-Sudais mengingatkan kepada jama’ah haji, agar tidak menodai kesucian ibadah haji dengan masalah politik dan sektarian. “Jamaah haji akan menanggung resiko sendiri jika memanfaatkan pelaksanaan ibadah haji untuk kegiatan politik dan sektarian,” ujar Sudais.
Menurutnya, tidak ada ruang dan kesempatan selama pelaksanaan ibadah haji untuk kegiatan seperti itu.
“Muslim harus menggunakan waktu di tempat-tempat suci untuk merenungkan bagaimana menyatukan dan memecahkan masalah yang terjadi di dunia Islam, yang saat ini lemah dan terpecah belah,” kata Al-Sudais, Arab News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Rabu (1/10).
Dia mengatakan, pihaknya akan mengerahkan 15.000 karyawan yang bertugas di waktu siang dan malam secara bergantian untuk membantu jamaah melakukan ibadah mereka.
Baca Juga: Hezbollah Serang Tel Aviv dan Haifa dengan Skuadron Nirawak
Al-Sudais mengingatkan, ibadah haji memiliki aturan khusus yang harus diikuti oleh para jamaah jika mereka ingin pelaksanaan ibadah yang sukses. Mereka harus fokus pada aturan yang diajarkan oleh Islam, bukan berkumpul untuk tujuan lain.
Ia mengatakan, umat Islam jangan terpengaruh oleh laporan palsu yang menyebutkan bahwa perluasan masjid di Makkah dan Madinah akan mengakibatkan kehancuran situs warisan Islam.
Dia mengatakan pula, setiap meter dari Masjidil Haram memiliki tanda-tanda elektronik untuk memandu para peziarah. Ada juga penambahan pendingin atau AC yang dipasang sekitar masjid.
“Ratusan pintu akan dibuka sekitar Masjidil Haram untuk memudahkan pergerakan jamaah,” katanya.
Baca Juga: Demo Pecah di Tel Aviv, Protes Pemecatan Gallant oleh Netanyahu
Pengurus juga telah membuka kantor baru di mana orang-orang cacat dapat menyewa kursi roda. Selain itu, juga akan menerjemahkan khutbah Jumat dan Idul Fitri khotbah dalam empat bahasa.
Sebelumnya, Mufti Besar Kerajaan Arab Saudi, Sheikh Abdul Aziz Al-Asheikh juga telah mengingatkan agar jamaah haji menghindari politisasi haji.
Al-Asheikh mengatakan bahwa tujuan utama dari ritual ibadah haji adalah untuk mengingat Allah. Dia menambahkan, jamaah haji harus waspada terhadap mereka yang didominasi oleh “pikiran jahat dan salah, ideologi menyimpang atau sektarianisme yang menjijikkan”.
Jamaah harus mematuhi peraturan yang telah diberlakukan oleh pemerintah Saudi untuk keselamatan dan kenyamanan semua orang dalam perjalanan suci itu.
Baca Juga: Perang Hezbollah-Israel Tewaskan 3.000 Orang Lebanon
Al-Asheikh berpesan agar peziarah tidak merusak upaya untuk menjamin pelaksanaan haji berlangsung dengan aman dan damai.
“Hendaknya selalu berusaha untuk menjadi lebih dekat dengan Allah baik melalui perkataan mau pun perbuatan. Ingatlah Allah itu Maha Pengasih, karena Anda berada di tanah yang agung dan diberkati,” katanya.
Dia mengatakan, Allah telah memperingatkan dalam Al-Qur’an bahwa akan ada “siksaan yang paling pedih” bagi mereka yang tujuannya adalah “kotor atau buruk,” Saudi Press Agency melaporkan. (T/R11/ R12)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Dampak Boikot, Carrefour Tutup Semua Gerai di Yordania