Bandung, 20 Jumadil Awwal 1437/28 Februari 2016 (MINA) – Program Beasiswa Bidik Misi yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) sejak 2010, telah menghasilkan alumni yang siap membangun negeri.
Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Intan Ahmad mengharapkan mahasiswa penerima dan alumni tersebut sadar akan tanggungjawabnya atas Indonesia.
“Kemajuan suatu bangsa tidak hanya dipicu oleh melimpahnya sumber daya alam, tetapi yang paling penting adalah kapital intelektual,” tuturnya. Demikian laman Institut Teknologi Bandung yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
Lebih lanjut keterangan pers itu menambahkan, pergerakan nyata ditunjukkan oleh alumni Bidik Misi ITB yaitu melalui pendirian Ikatan Alumni Bidik Misi (IA-BM) pertama di Indonesia dengan menggagas pemberian beasiswa dan pengabdian masyarakat. Kegiatan-kegiatan tersebut sangat mendukung terwujudnya tujuan pemberian beasiswa Bidik Misi itu sendiri.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Beberapa inisiator yang berperan aktif adalah Roby (Teknik Mesin 2011), Andi (Aeronotika dan Astronotika 2011), Ayip (Rekayasa Hayati 2011), dan Yayang (Sains dan Teknologi Farmasi 2010). Peran Bidik Misi ITB ini sendiri adalah dikatakan berjenjang dan terintegrasi.
Para penerima yang belum lulus dapat berkontribusi melalui berbagai kegiatan yang diadakan oleh FBM (Forum Bidik Misi) ITB termasuk Sinau (kegiatan pengabdian masyarakat). Kemudian setelah menjadi alumni, para beswan diharapkan dapat ikut berkontribusi dalam melanjutkan program pemberian beasiswa tersebut.
Sinergi regenerasi yang berkesinambungan, sangat ampuh untuk menstimulasi agar hal-hal positif tetap tumbuh.
Sebagai pemuda yang beridealisme tinggi, tentu terlukis harapan untuk merealisasikan program yang bermanfaat selain berkumpul, terlebih setelah mendapatkan fasilitas yang sangat mendukung perkuliahan setidaknya dapat mengingatkan untuk balas budi melalui suatu gerakan mendukung pendidikan di Indonesia.
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
“Alasan pergerakkan ke arah pendidikan sendiri adalah, karena investasi paling besar adalah intelektualitas sumberdaya manusia jadi meskipun sekarang belum bisa menyelesaikan permasalahan bangsa yang kompleks secara komprehensif insya Allah di masa depan dengan SDM (Sumber Daya Manusia) berkualitas bisa sedikit demi sedikit memberikan solusi,” ungkap Ayip.
Menjadi lulusan beswan Bidik Misi sekaligus pendiri IA-BM yang pertama tentulah otomatis menjadi model untuk ditiru. Tak hanya program semata yang diharapkan dapat ditiru, namun terdapat nilai yang patut diteladani.
Nilai tentang bagaimana rela dalam berbagi meskipun dalam keterbatasan, berbagilah yang berarti, tidak usah menyumbang banyak-banyak untuk menjadi berarti dan tidak perlu menunggu kaya atau berpenghasilan tinggi untuk berbagi. Tersirat sebuah arti, bahwa nilai kecil akan tumbuh membesar seiring adanya faktor pengali yaitu kebersamaan.
Bahagia, begitulah yang dirasakan para alumni Bidik Misi, setidaknya bisa membahagiakan setiap orang. Menurut Ayip, “Mungkin ada ide yang lebih brilian bertebaran di mana-mana, namun jika tidak direalisasikan secara konkrit akan sia-sia. Tapi dengan ide sederhana asalkan istiqomah (berkelanjutan), insyaAllah justru akan berdampak sangat besar.” (T/P006/P2)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)