Oleh Bahron Ansori, jurnalis MINA
ALLAH adalah satu-satunya Tuhan yang memberikan rezeki kepada setiap makhluk bernyawa; manusia, hewan, dan lain sebagainya. Tak ada satu pun makhluk hidup di dunia ini yang tidak diberi-Nya rezeki. Hanya saja, kadar dan jumlah pembagian rezeki untuk setiap manusia itu, tentu saja tidak sama, dan sangat tergantung bagaimana kedekatan manusia (muslim, red.) itu sendiri kepada Allah Ta’ala.
Allah menjadikan begitu banyak sebab untuk memperoleh rezeki bagi para hamba-Nya dan hal itu telah Dia jelaskan di dalam Al Quran dan dijelaskan pula oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam sunnahnya. Dengan perantara-perantara yang telah dijelaskan itu, para hamba memperoleh kebaikan dan keberkahan, juga terhindar dari kejelekan dan keburukan.
Berikut adalah beberapa amal ibadah yang menjadi penyebab seseorang memperoleh rezeki, kebaikan, dan keberkahan, antara lain sebagai berikut.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Pertama: Iman kepada Allah, amal shaleh, dan takwa kepada Allah Jalla wa ‘Ala adalah sebab terbesar yang bisa mendatangkan rezeki. Inilah asas, inti kebaikan, dan keberkahannya. Allah Ta’ala berfirman,
فَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
“Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia.” (QS. Al-Hajj: 50).
Dia juga berfirman,
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
“Siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3).
Kedua: Tawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya.
Dalam hadits dari Umar bin al-Khattab radhiallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin
لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلْتُمْ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
“Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Dia akan memberi kalian rezeki sebagaimana Dia memberikan rezeki kepada burung, yang pergi pagi dalam keadaan lapar dan pulang dalam keadaan kenyang.” (HR. Imam Ahmad).
Ketiga: Sabar.
Sabar adalah kunci yang membuka kesulitan dan pintu kemudahan. Allah Jalla wa ‘Ala berfirman,
Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10).
Keempat: Doa.
Doa adalah kunci segala kebaikan di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang Allah berikan taufik untuk berdoa, maka tidak yang menghalangi doanya terkabul. Allah ‘Azza wa Jalla tidak akan menolak doa seorang hamba dan Dia tidak akan membuat kecewa seoarang mukmin. Di antara lafdz doa yang diajarkan Alquran adalah:
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
وَارْزُقْنَا وَأَنتَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Beri rezekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezeki Yang Paling Utama.” (QS. Al-Maidah: 114).
Siapa yang mendapatkan kesulitan dan terlilit hutang, maka hendaknya ia memperbanyak doa kepada Allah Jalla wa ‘Ala. Imam at-Tirmidzi dan selainnya meriwayatkan dari Ali radhiallahu ‘anhu.
عَنْ عَلِىٍّ رضى الله عنه أَنَّ مُكَاتَبًا جَاءَهُ فَقَالَ إِنِّى قَدْ عَجَزْتُ عَنْ كِتَابَتِى فَأَعِنِّى. قَالَ أَلاَ أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ عَلَّمَنِيهِنَّ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَوْ كَانَ عَلَيْكَ مِثْلُ جَبَلِ صِيرٍ دَيْنًا أَدَّاهُ اللَّهُ عَنْكَ قَالَ « قُلِ اللَّهُمَّ اكْفِنِى بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ ».
Baca Juga: Menjaga Akidah di Era Digital
“Ali radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa seorang budak yang ingin memerdekakan dirinya pernah mendatanginya dan berkata, “Sesungguhnya aku tidak sanggup untuk melunasi diriku, maka tolonglah aku.” Ali bin Abi Thalib berkata, “Maukah kamu aku ajarkah beberapa doa yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengajariku. Jikalau kamu mempunyai hutang seperti gunung Shir, niscaya Allah akan melunaskan hutangmu, katakan-lah:
اللَّهُمَّ اكْفِنِى بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
“Wahai Allah, cukupkanlah aku dengan harta yang halal darimu dan berilah kekayaan kepadaku dengan kemurahaan-Mu, yang aku tidak berharap dari selain-Mu.” (HR. Trimidzi).
Dalam hal ini, harus terdapat niat yang benar. Saat seseorang berhutang kepada yang lainnya, maka wajib disertai niat bersungguh-sungguh akan mengembalikan uang tersebut. Dengan niat yang benar seperti ini, maka Allah akan anugerahkan kepadanya rezeki dan pertolongan.
Baca Juga: Amerika itu Negara Para Pendatang!
Dalam Shahih Bukhari, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa yang mengambil harta manusia, dan ia ingin melunasinya niscaya Allah akan melunasinya. Dan barangsiapa yang mengambilnya (dengan niat) ingin menghilangkannya niscaya Allah akan menghancurkannya.”
Imam Ahmad meriwayatkan dari Aisyah radhiallahu ‘anha, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
مَا مِنْ عَبْدٍ كَانَتْ لَهُ نِيَّةٌ فِى أَدَاءِ دَيْنِهِ إِلاَّ كَانَ لَهُ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ عَوْنٌ
“Tidaklah seorang hamba mempunyai niat melunasi hutangnya, melainkan ia memiliki pertolongan dari Allah ‘Azza wa Jalla.”
Baca Juga: Indonesia, Pohon Palma, dan Kemakmuran Negara OKI
Diriwayatkan oleh Imam an-Nasa-i dari Maimunah radhiallahu ‘anha, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
مَا مِنْ أَحَدٍ يدانُ دَيْنًا فَعَلِمَ اللَّهُ أَنَّهُ يُرِيدُ قَضَاءَهُ إِلاَّ أَدَّاهُ اللَّهُ عَنْهُ فِى الدُّنْيَا
“Tidaklah ada orang yang berhutang, dan Allah mengetahui bahwa ia berniat melunasi hutangnya, melainkan Allah akan melunasinya di dunia.”
Kelima: Bersyukur kepada Allah Jalla wa ‘Ala.
Baca Juga: Kemenangan Trump dan Harapan Komunitas Muslim Amerika
Bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah kepada kita termasuk sebab bertambahnya rezeki, melanggengkan kenikmatan yang sudah ada, dan mendatangkan kenikmatan yang belum diraih. Sebagaimana firman Allah Jalla wa ‘Ala,
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7).
Keenam: Memperbanyak taubat dan istighfar.
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-6] Tentang Halal dan Haram
Taubat kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun akan mendatangkan rezeki dan berbagai kebaikan serta keberkahan. Allah Ta’ala berfirman,
وَأَنِ اسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَاعاً حَسَناً
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu.” (QS. Hud: 3).
Firman-Nya juga,
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (١٠) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (١١) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارً
“Maka aku katakan kepada mereka: ´Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12).
Ketujuh: Menjaga silaturahim.
Silaturahmi atau silaturahim juga termasuk di antara sebab diluaskannya rezeki seseorang. Dalam Shahihain, Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Siapa yang suka untuk dilapangkan rezekinya dan diakhirkan usianya (dipanjangkan umurnya), hendaklah ia menyambung silaturrahim.”
Kedelapan: Berinfak, sedekah, dan mendermakan harta di jalan Allah.
Yang kedelapan adalah hendaknya seseorang mendermakan hartanya di jalan kebaikan. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا أَنفَقْتُم مِّن شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39).
Dalam hadits, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
“Tidaklah berkurang harta karena disedekahkan.”
Kesembilan: Berikutnya adalah haji dan umrah akan mendatangkan rezeki.
Haji dan umrah dapat menghilangkan kefakiran. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dan selainnya, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِى الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ
“Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagai-mana pembakaran menghilangkan karat pada besi…”
Kesepuluh: Menikah dan mempunyai anak.
Menikah dan mempunyai anak dapat menambah dan mendatangkan rezeki. Allah Ta’ala berfirman,
وَأَنكِحُوا الْأَيَامَى مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِن يَكُونُوا فُقَرَاء يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya.” (QS. An-Nur: 32).
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَلاَ تَقْتُلُواْ أَوْلادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلاقٍ نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُم
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu.” (QS. Al-Isra: 31).
Kesebelas: Hijrah di jalan Allah.
Hijrah juga merupakan sebab yang dapat mendatang-kan rezeki. Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ قُتِلُوا أَوْ مَاتُوا لَيَرْزُقَنَّهُمُ اللَّهُ رِزْقاً حَسَناً وَإِنَّ اللَّهَ لَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka di bunuh atau mati, benar-benar Allah akan memberikan kepada mereka rezeki yang baik (surga). Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemberi rezeki.” (QS. Al-Hajj: 58).
Dalam permasalahan rezeki, ada juga hal yang sangat perlu diperhatikan seseorang. Yaitu agar seseorang tidak menjadikan dunia sebagai ambisi utamanya. Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ
“Siapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya.”
Kedua belas: Memulai aktivitas di waktu pagi.
Berusaha dan bekerja di waktu pagi adalah berkah. Terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi, Abu Dawud, dll. dari Shakhr bin Wada’ah al-Ghamidi radhiallahu ‘anhu,
أنّ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا
“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”
Dan Nabi biasa mengutus pasukannya di awal hari. Shakhr radhiallahu ‘anhu adalah seorang pedagang. Ia memulai perdagangannya di awal hari, maka ia pun mendapatkan keuntungan dan harta yang banyak.
Abdullah bin Abbas suatu hari melihat anaknya tidur di waktu pagi, ia pun berkata, “Bangunlah! Apakah engkau tidur pada waktu rezeki sedang dibagi-bagikan?!”
Ketiga belas: Membantu orang lain yang sedang kesulitan.
Memenuhi kebutuhan orang lain dan berusaha mencari solusi atas masalah dan musibah yang mereka hadapi, termasuk di antara hal yang menyebabkan dilapangkannya rezeki. Sungguh Allah akan menolong seorang hamba selama hamba tersebut suka menolong saudaranya.
Dalam permasalahan ini, kita harus meninggalkan sifat ingin dianggap sebagai pahlamwan. Allah Ta’ala berfirman,
فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِن رِّزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
“Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk: 15).
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ
“Bersungguh-sungguhlah terhadap apa yang bermanfaat untukmu dan mohonlah pertolongan kepada Allah.”
Keempat belas: Memperbanyak shalawat dan salam kepada Rasulullah.
Termasuk salah satu yang mendatangkan rezeki adalah memperbanyak shalawat dan salam kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Dalam hadits yang diriwayatkan Imam at-Tirmidzi dari sahabat Ubay bin Ka’ab radhiallahu ‘anhu. Ubay bertanya,
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّى أُكْثِرُ الصَّلاَةَ عَلَيْكَ فَكَمْ أَجْعَلُ لَكَ مِنْ صَلاَتِى ؟ فَقَالَ: ((مَا شِئْتَ )) قُلْتُ الرُّبُعَ ؟ قَال: ((مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ)) قُلْتُ النِّصْفَ؟ قَالَ: ((مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ)) . قَالَ قُلْتُ فَالثُّلُثَيْنِ ؟ قَالَ: ((مَا شِئْتَ فَإِنْ زِدْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ)). قُلْتُ أَجْعَلُ لَكَ صَلاَتِي كُلَّهَا – أي دعائي – قَالَ: ((إِذًا تُكْفَى هَمَّكَ وَيُغْفَرُ لَكَ ذَنْبُكَ
“Wahai Rasulullah, aku hendak memperbanyak shalawat kepadamu, berapa banyakkah aku harus bershalawat kepadamu?” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab, “Berapa saja sekehendakmu.” Aku katakan, “Seperempat?” Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab, “Terserah engkau, dan jika engkau menambahnya, maka itu adalah suatu kebaikan bagimu.” Aku katakan, “Setengah?” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab, “Terserah engkau, dan jika engkau menambahnya, maka itu adalah sebuah kebaikan bagimu.” Aku katakan, “Dua per tiga?” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab, “Terserah engkau, dan jika engkau menambahnya, maka itu adalah sebuah kebaikan bagimu.” Aku katakan, “Aku akan menjadikan shalawat kepadamu seluruhnya.” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Jika demikian, maka semua keinginanmu terpenuhi, dan dosamu akan diampuni.”
Semoga Allah Ta’ala senantiasa memudahkan kita untuk menjemput rezeki dari-Nya. Tidak ada orang yang tidak mendapatkan rezeki selama ia hanya menjadikan Allah satu-satunya sebagai RABB, wallahua’lam.(RS3/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)