Sebagai manusia biasa yang memiliki berbagai keterbatasan, namun memiliki segudang keinginan, kita berharap memperoleh rezki yang halal, mudah, melimpah lagi berkah.
Tentu makna rezki bukan hanya harta, tapi juga kesehatan, rumah tangga, anak-anak, pekerjaan, dan sebagainya.
Untuk meraih rezki itu, yang kita dambakan dapat memenuhi kebutuhan kita.
Berikut ada beberapa amalan yang dapat membuka, mempermudah dan memperlancar aliran rezki berkah lagi melimpah dari Allah kepada kita.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-18] Tentang Taqwa
Beberapa amaliyah itu antara lain:
- Memperbanyak Istighfar
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
فَقُلۡتُ ٱسۡتَغۡفِرُواْ رَبَّكُمۡ إِنَّهُ ۥ كَانَ غَفَّارً۬ا (١٠) يُرۡسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيۡكُم مِّدۡرَارً۬ا (١١) وَيُمۡدِدۡكُم بِأَمۡوَٲلٍ۬ وَبَنِينَ وَيَجۡعَل لَّكُمۡ جَنَّـٰتٍ۬ وَيَجۡعَل لَّكُمۡ أَنۡہَـٰرً۬ا (١٢
Artinya “Maka Aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, memperbanyak harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS Nuh [71]: 10-12).
Baca Juga: Mahsyar dan Mansyar: Refleksi tentang Kehidupan Abadi
Pada ayat-ayat tersebut dijelaskan sebagian ucapan Nabi Nuh ‘Alaihis Salam yang disampaikan kepada kaumnya, demi mendekatkan dan mendorong mereka kepada keimanan. Nabi Nuh ‘Alaihis Salam menyeru mereka agar memohon ampun kepada Allah jika mereka telah beriman kepada-Nya, karena Allah Maha Mengampuni dosa dan Maha Menerima Taubat.
Dan Nabi Nuh ‘Alaihis Salam menjanjikan mereka bahwa jika mereka beriman dan memohon ampun kepada Allah maka Allah akan menurunkan hujan lebat, menambah harta dan keturunan mereka, dan melapangkan dan memudahkan kehidupan mereka. Sehingga negeri mereka akan dipenuhi kebun-kebun yang berbuah lebat, dan sungai-sungai mengalir yang dapat mereka nikmati.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ أَكْثَرَ مِنْ الِاسْتِغْفَارِ؛ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Baca Juga: Sujud dan Mendekatlah
Artinya: “Barangsiapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rezki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Ahmad dari Ibnu Abbas).
- Menjaga Takwa Kepada Allah
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
…..وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُ ۥ مَخۡرَجً۬ا (٢) وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُۚ …..(٣)
Artinya: “…..Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya…..” (Qs. Ath-Thalaq [65]: 2-3).
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-17] Berbuat Baik pada Segala Sesuatu
Ibnu Katsir menjelaskan, bahwa ayat ini mengajarkan kepada orang beriman agar bertakwa kepada Allah dengan melakukan apa yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya. Niscaya Allah akan memberinya jalan keluar, serta rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka, yakni dari arah yang tidak pernah terlintas dalam fikirannya.
- Tawakkal dengan Sebenar-benarnya
…..وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُ ۥۤۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَـٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدۡرً۬ا (٣)
Artinya: “…..Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan [keperluan]-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan [yang dikehendaki]-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (Qs. Ath-Thalaq [65]: 2-3).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-16] Jangan Marah
لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
Artinya: “Sungguh, seandainya kalian betawakkal kepada Allah (dengan) sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana rezeki burung-burung, mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi).
- Berbibadah Sepenuhnya kepada Allah
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : ابْنَ آدَمَ ، تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِي أَمْلأْ صَدْرَكَ غِنًى ، وَأَسُدَّ فَقْرَكَ ، وَإِلا تَفْعَلْ مَلأْتُ صَدْرَكَ شُغْلا وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ
Baca Juga: Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya
Artinya: “Sesungguhnya Allah berfirman, “Wahai anak Adam!, beribadahlah sepenuhnya kepada-Ku, niscaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan, niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak aku penuhi kebutuhanmu (kepada manusia).” (HR At-Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Majah).
- Menjaga Hubungan Silaturrahim
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ رِزْقُهُ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Artinya: “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya) maka hendaknya ia menyambung (tali) silaturrahim.” (HR Bukhari).
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-15] Berkata yang Baik, Memuliakan Tamu, dan Tetangga
- Memperbanyak Bershadaqah
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قُلۡ إِنَّ رَبِّى يَبۡسُطُ ٱلرِّزۡقَ لِمَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦ وَيَقۡدِرُ لَهُ ۥۚ وَمَآ أَنفَقۡتُم مِّن شَىۡءٍ۬ فَهُوَ يُخۡلِفُهُۖ ۥ وَهُوَ خَيۡرُ ٱلرَّٲزِقِينَ
Artinya: “Katakanlah: ‘Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki Nya di antara hamba-hamba Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki Nya)’, dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (QS Saba [34]: 39).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda dalam hadits Qudsi:
Baca Juga: Masih Adakah yang Membela Kejahatan Netanyahu?
قَالَ اللَّهُ أَنْفِقْ يَا ابْنَ آدَمَ أُنْفِقْ عَلَيْكَ
Artinya: “Wahai anak Adam, bershadaqahlah, niscaya Aku memberi rezeki kepadamu.” (HR Abu Daud).
- Membantu Saudara yang Sedang Menuntut Ilmu
Disebutkan dalam sebuah kisah, bahwa dahulu ada dua orang saudara pada masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Salah seorang dari mereka mendatangi Nabi untuk menuntut ilmu dan saudaranya yang lain bekerja, untuk membantu saudaranya yang sedang belajar itu.
Lalu saudaranya yang bekerja itu menyampaikan kepada Nabi. Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Mudah-mudahan engkau diberi rezeki dengan sebab dia.” (HR At-Tirmidzi dan Al-Hakim).
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-14] Tidak Halal Darah Seorang Muslim
- Membantu Kesulitan Orang yang Lemah
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
ابْغُونِى الضُّعَفَاءَ فَإِنَّمَا تُرْزَقُونَ وَتُنْصَرُونَ بِضُعَفَائِكُمْ
Artinya: “Bantulah orang-orang lemah, karena kalian diberi rezeki dan ditolong lantaran orang-orang yang lemah di antara kalian.” (HR Muslim dan An-Nasa`i).
- Gemar Melakukan Shalat Dhuha
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
Baca Juga: Masih Kencing Sambil Berdiri? Siksa Kubur Mengintai Anda
ابْنَ آدَمَ ارْكَعْ لِي مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ أَكْفِكَ آخِرَهُ أخرجه الترمذي. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ
Artinya: “Wahai Bani Adam, shalatlah untuk-Ku pada awal siang hari empat rakaat, niscaya Aku menjagamu sisa hari tersebut”. (HR At-Tirmidzi).
Pada hadits lain disebutkan:
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى
Artinya: “Di setiap pagi, ada kewajiban sedekah atas setiap persendian dari salah seorang kalian. Setiap tasbiih adalah sedekah, setiap tahmiid adalah sedekah, setiap tahliil adalah sedekah, setiap takbiir adalah sedekah, amar makruf nahi mungkar adalah sedekah. Dan dapat memadai untuk semua itu, dua rakaat yang dilakukan pada waktu Dhuha”. (HR Muslim).
- Tidak Pernah Berhenti dalam Berdoa
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
لاَ يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ». قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الاِسْتِعْجَالُ قَالَ «يَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِيبُ لِى فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ».
Artinya: “Doa seorang hamba akan selalu dikabulkan selama tidak meminta perbuatan dosa, atau memutuskan silaturahmi, dan selama tidak tergesa-gesa.” Ada shahabat yang bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan tergesa-gesa?” beliau menjawab, “Yaitu ia berkata, ‘Aku sudah berdoa, dan berdoa namun aku belum melihat pengabulan doaku.” Kemudian ia putus asa dan tidak berdoa lagi.” (HR Muslim).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga mengajarkan doa agar kita memperoleh rezki untuk membebaskan diri dari jeratan hutang, dengan doa yang agar dibaca pada pagi dan sore hari:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ لدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari perasaan resah dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari sifat lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari sifat pengecut dan kedekut. Dan aku berlindung kepada Engkau dari belenggu hutang dan kekerasan manusia.”
Berkata Kata Abu Umamah Radhiyallahu ‘Anhu: “Setelah membaca doa tersebut, Allah telah memperkenankan doaku dan menghilangkan keresahanku dan melunasi hutangku.” (HR Abu Dawud).
- MeningkatkanBerbakti Kepada Orang Tua
Rasulullah shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُمَدَّ لَهُ فِى عُمْرِهِ وَيُزَادَ لَهُ فِى رِزْقِهِ فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Artinya: “Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambah rezekinya, maka hendaklah ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung silaturahim” (HR Ahmad)
- Rajin Mendirikan Shalat Tahajud
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ وَمَنْهَاةٌ عَنْ الْإِثْمِ وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنْ الْجَسَدِ
Artinya: “Selalulah kalian melakukan shalat malam (tahajud), karena shalat malam adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, dan sesungguhnya shalat malam (tahajud) mendekatkan kepada Allâh, menghalangi dari dosa, menghapus kesalahan, dan menolak penyakit dari badan.” (HR At-Tarmidzi).
- Memperhatikan Shalat Shubuh
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Al-Baihaqi, disebutkan bahwa ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pulang dari shalat Subuh berjama’ah di Masjid Nabawi, beliau mendapati puterinya, Fathimah, sedang tidur-tiduran di rumah.
Dengan penuh kasih sayang Nabi menggerakkan badan puterinya dan memberikan nasihat, yang artinya, ”Wahai puteriku, Bangunlah! Saksikanlah rezeki Tuhanmu, dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai, karena Allah membagikan rezeki kepada hamba-Nya, antara terbit fajar hingga terbit matahari.”
Semoga kita dapat melakukan amaliyah pembuka rezki penuh berkah tersebut, Aamiin. []
Mi’raj News Agency (MINA)