Oleh: Annisa Fithri Nurjannah, Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam STAI Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat
Menjadi seorang hamba yang dicintai oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala tentu merupakan sebuah karunia yang sangat berharga dan didambakan oleh semua orang. Namun sayangnya untuk mendapatkan keistimewaan ini tidaklah mudah.
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa salah satu di antara orang-orang yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Hal ini disebabkan keimanan mereka yang begitu luar biasa dalam beribadah dan membantu Rasulullah dalam berdakwah menyebarkan ajaran agama Islam.
Akan tetapi, kita tidak perlu berkecil hati karena ternyata ada beberapa amalan-amalan yang dicintai Allah. Sehingga para pelaku amalan tersebut mendapatkan keistimewaan yaitu dicintai pula oleh Allah Ta’ala.
Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari
Ini seperti disebutkan dalam hadits Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam :
أحبُّ الناسِ إلى اللهِ تعالى أنفعُهم للناسِ وأحبُّ الأعمالِ إلى اللهِ عزَّ وجلَّ سرورٌ يُدخلُه على مسلمٍ أو يكشفُ عنه كُربةً أو يقضي عنه دَينًا أو يطردُ عنه جوعًا ولأن أمشيَ مع أخٍ في حاجةٍ أحبُّ إليَّ من أن أعتكفَ في هذا المسجدِ ( يعني مسجدَ المدينةِ ) شهرًا ومن كفَّ غضبَه ستر اللهُ عورتَه ومن كظم غيظَه ولو شاء أن يمضيَه أمضاه ملأ اللهُ قلبَه رجاءَ يومِ القيامةِ ومن مشى مع أخيه في حاجةٍ حتى تتهيأَ له أثبت اللهُ قدمَه يومَ تزولُ الأقدامُ
Artinya: “Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling bermanfaat untuk manusia. Dan amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah kegembiraan yang engkau masukkan ke hati seorang mukmin, atau engkau hilangkan salah satu kesusahannya, atau engkau membayarkan hutangnya, atau engkau hilangkan kelaparannya. Dan aku berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi kebutuhannya itu lebih aku cintai daripada ber-i’tikaf di masjid Nabawi selama sebulan lamanya. Dan siapa yang menahan marahnya maka Allah akan tutupi auratnya. Barangsiapa yang menahan marahnya padahal ia bisa menumpahkannya, maka Allah akan penuhi hatinya dengan keridhaan di hari kiamat. Dan barangsiapa berjalan bersama saudaranya sampai ia memenuhi kebutuhannya, maka Allah akan mengokohkan kedua kakinya di hari ketika banyak kaki-kaki terpeleset ke api neraka” (H.R. Ath Thabrani 6/139, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 2/575).
Dari Hadits di atas dapat kita tarik beberapa amalan yang di cintai oleh Allah, di antaranya:
Baca Juga: Daftar Hitam Pelanggaran HAM Zionis Israel di Palestina
Pertama, jadilah yang bermanfaat untuk manusia. Ini menunjukkan kepada kita bahwa Islam mengajarkan agar kita gemar memberikan manfaat kepada orang lain. Bukan sebaliknya, yaitu menjadikan agar bagaimana orang lain bermanfaat buat kita. Tapi yang hendaknya kita pikirkan adalah bagaimana agar kita bisa memberikan manfaat untuk orang lain. Oleh karena itulah Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam bersabda: “Tangan di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah.” (H.R. Bukhari 1429, Muslim 1033).
Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam menganjurkan kepada umatnya agar memiliki jiwa yang gemar memberi manfaat dan tidak bersandar kepada orang lain.
Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam juga bersabda: “bersemangatlah kalian kepada apa yang bermanfaat bagi kalian, mintalah pertolongan Allah dan jangan malas” (H.R. Bukhari 3591, Muslim 2664).
Seorang mukmin selalu memikirkan bagaimana agar hidupnya bermanfaat.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23] Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran
Orang yang punya kelebihan harta, ia berpikir bagaimana memberi manfaat dengan harta saya. Siapa yang memiliki kelebihan ilmu, ia berpikir bagaimana ilmunya bisa memberi manfaat kepada manusia. Siapa yang memiliki tenaga ia berpikir bagaimana agar tenaganya bisa bermanfaat kepada manusia. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Engkau membantu seseorang menaikan barang ke atas kendaraannya, itu adalah sedekah.” (H.R. Muslim, 1009).
Demikianlah Islam menganjurkan umatnya agar menjadi orang yang bermanfaat.
Kedua, senangkan hati saudaramu. Ketika seseorang melihat saudaranya sedang bersedih hati hendaknya ia berusaha gembirakan hatinya atau ia melihat temannya sedang sakit dan sedih, hendaknya ia hibur hatinya agar bisa semakin sabar dengan sakitnya dan sedihnya tersebut. Itu amalan yang besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dalam riwayat At-Tirmidzi Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang menghilangkan salah satu kesulitan seorang mukmin maka Allah kelak akan hilangkan salah satu kesulitannya pada hari kiamat”.
Baca Juga: Sejarah Palestina Dalam Islam
Siapa di antara kita yang tidak ingin dihilangkan kesulitannya di hari kiamat? Karena kesulitan di hari kiamat lebih dahsyat dan lebih keras.
Allah Ta’ala berfirman:
فَإِذَا بَرِقَ الْبَصَرُ وَخَسَفَ الْقَمَرُ وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ يَقُولُ الْإِنسَانُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ كَلَّا لَا وَزَرَ
Artinya: “Manusia berkata: “Kapankah hari kiamat itu (terjadi)?” Maka apabila mata terbelalak (ketakutan), dan apabila bulan telah hilang cahayanya, dan matahari dan bulan dikumpulkan, pada hari itu manusia berkata: “Ke manakah tempat melarikan diri?” Sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung!” (Q.S. Al-Qiyamah [75]: 7-11).
Baca Juga: Pelanggaran HAM Israel terhadap Palestina
Allah juga berfirman:
فَإِذَا جَآءَتِ ٱلصَّآخَّةُ (٣٣) يَوۡمَ يَفِرُّ ٱلۡمَرۡءُ مِنۡ أَخِيهِ (٣٤) وَأُمِّهِۦ وَأَبِيهِ (٣٥)وَصَـٰحِبَتِهِۦ وَبَنِيهِ (٣٦) لِكُلِّ ٱمۡرِىٍٕ۬ مِّنۡہُمۡ يَوۡمَٮِٕذٍ۬ شَأۡنٌ۬ يُغۡنِيهِ (٣٧)
Artinya: “Apabila datang suara yang memekakkan pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya” (Q.S. Abasa [34]: 33-37).
Ketiga, beri makan orang yang kelaparan. Seorang mukmin jangan sampai membiarkan tetangganya kelaparan atau saudaranya sesama Muslim lain kelaparan. Terkadang karena sikap acuh tak acuh, banyak orang kaya yang tidak peduli bahwa di kampung-kampung banyak warga yang kelaparan. Akhirnya mereka pun menggadaikan aqidahnya demi mendapat sesuap nasi. Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengatakan bahwa menghilangkan kelaparan dari seorang Muslim itu amalan yang sangat dicintai oleh Allah Subhaanahu wa Ta’ala.
Baca Juga: Peran Pemuda dalam Membebaskan Masjid Al-Aqsa: Kontribusi dan Aksi Nyata
Keempat, bantulah orang yang terbelit hutang. Dahulu, ada seorang laki-laki yang suka berbaik hati memberikan hutangan kepada orang lain. Kemudian ia berkata kepada pelayannya, “wahai pelayan coba kamu lihat, adakah diantara mereka yang sulit membayar hutang? Jika ada bebaskan saja hutangnya”. Maka kata Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam tentang lelaki ini, pada hari kiamat Allah akan berkata kepadanya, “Aku lebih berhak kepadanya dari engkau, wahai Malaikat bebaskan ia dari api neraka” (H.R. Muslim 1560).
Demikianlah, ketika seseorang membebaskan saudaranya dari hutang, Allah akan bebaskan ia dari adzab api neraka pada hari kiamat.
Kelima, membantu orang lain, besar pahalanya. Ternyata kita berjalan bersama saudara kita yang kesusahan untuk memenuhi kebutuhannya itu lebih besar pahalanya dari i’tikaf di masjid Nabawi. Padahal kata para ulama, i’tikaf yang paling utama di antaranya di masjid Nabawi. Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam bersabda, “Shalat di masjidku ini lebih utama dari 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Haram” (H.R Bukhari-Muslim).
Subhaanallah! Itu menunjukkan kepada kita bahwa Islam mengajarkan kita agar jangan egois, mengajarkan kepada kita sikap dermawan dan berjiwa sosial serta selalu memperhatikan keadaan saudara kita.
Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Surga
Keenam, menahan amarah. Karena amarah seringkali menimbulkan perbuatan dan perkataan yang tidak terkontrol, sehingga menjatuhkan martabat pelakunya.
Nabi bersabda, “Barangsiapa yang menahan marahnya padahal ia bisa menumpahkannya, maka Allah akan penuhi hatinya dengan keridhaan di hari kiamat”.
Seorang raja yang marah kepada bawahannya padahal ia mampu untuk melakukannya, atau seorang ayah yang marah kepada anaknya padahal ia mampu untuk melakukannya, maka Allah akan panggil dia di hari kiamat dan Allah akan pilihkan bagi dia bidadari-bidadari surga yang ia inginkan.
Ketujuh, membantu orang lain hingga tuntas. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda tentang amalan yang dicintai Allah, “Dan barangsiapa berjalan bersama saudaranya sampai ia memenuhi kebutuhannya, maka Allah akan mengokohkan kedua kakinya di hari ketika banyak kaki-kaki terpeleset ke api neraka”,
Baca Juga: Akhlak Mulia: Rahasia Hidup Berkah dan Bahagia
Yaitu ketika melewati jembatan shirath di akhirat, banyak kaki yang tergelincir dan terpeleset ke dalam api neraka. Maka orang yang berjalan bersama saudaranya, membantunya sampai memenuhi kebutuhannya, Allah akan kokohkan kakinya melewati jembatan shirath tersebut sehingga ia tidak tergelincir.
Demikianlah ulasan mengenai amalan yang paling di cintai oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Maka sungguh beruntunglah orang-orang yang bisa menjaga dirinya dalam melakukan amalan-amalan ini. Oleh karena itulah, amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang terus-menerus dikerjakan meskipun hanya sedikit. Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang terus-menerus menjalankan ibadah kepadaNya dan menjadikan hari-hari kita penuh dengan kebaikan. (anj/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-22] Islam Itu Mudah, Masuk Surga Juga Mudah