Tel Aviv, MINA – Maskapai penerbangan Israel, EL AL, terpaksa menurunkan harga ke empat tujuan, menyusul reaksi keras atas dugaan “pelanggaran harga” setelah menerbitkan hasil keuangan yang menunjukkan maskapai itu memperoleh laba yang sangat besar di tengah perang Gaza.
Media Israel melaporkan, El Al, mengumumkan harga tiket akan ditetapkan untuk penerbangan ke Larnaca, Athena, Wina, dan Dubai hingga Desember, menyusul pertemuan antara CEO perusahaan dan Menteri Ekonomi Nir Barakat. Demikian dikutip dari The New Arab, Ahad (22/9).
“Karena banyak maskapai penerbangan asing telah membatalkan penerbangan, tujuannya adalah untuk memungkinkan warga Israel meninggalkan negara itu dan tiba di bandara internasional tempat mereka dapat berangkat ke tujuan mana pun di dunia dengan harga terjangkau per orang,” kata Maskapai tersebut dalam sebuah pernyataan yang dimuat oleh surat kabar Haaretz, Ahad.
Perang Gaza serta ketegangan dengan Iran dan Hezbollah mendorong banyak maskapai penerbangan asing membatalkan penerbangan ke dan dari Israel, sehingga El Al hanya memiliki sedikit persaingan.
Baca Juga: Media Ibrani: Netanyahu Hadir di Pengadilan Atas Tuduhan Korupsi
Pendapatan El Al melonjak sejak saat itu. Pekan lalu perusahaan mengumumkan bahwa mereka memperoleh $147 juta pada kuartal kedua tahun 2024, naik 150 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan menjadi yang paling menguntungkan dalam sejarah perusahaan.
Keuntungan finansial maskapai ini juga datang setelah beberapa maskapai membatalkan penerbangan ke dan dari Beirut, sedangkan kedutaan asing mendesak warga negaranya untuk pergi.
Penerbangan ke Teheran, Amman, dan Erbil juga telah dibatalkan dalam beberapa pekan terakhir, dengan pesawat menghindari wilayah udara Iran.
Kekhawatiran akan konflik regional yang lebih luas telah meningkat menyusul serangan Israel di Beirut dan Teheran bulan lalu, yang menewaskan seorang komandan senior Hezbollah dan Pemimpin Politik Hamas Ismail Haniyeh hanya dalam hitungan jam.
Baca Juga: Hamas Sayangkan Terbunuhnya Pejuang Perlawanan di Tepi Barat, Serukan Faksi Palestina Bersatu
Menurut laporan, El Al telah menghadapi reaksi keras dari publik karena diduga mengambil untung dari ketidakstabilan regional.
Pada kuartal pertama dan kedua tahun ini, maskapai ini meningkatkan pangsa pasarnya pada rute penerbangan Amerika Utara, yang diyakini sebagai hasil dari pilihan warga Israel terhadap El Al daripada maskapai asing yang mungkin tidak menarik diri karena iklim yang tidak stabil saat ini.
Delta Air Lines, American Airlines, dan United Airlines semuanya menangguhkan penerbangan ke dan dari Bandara Ben Gurion Tel Aviv setelah pecahnya perang pada bulan Oktober.
Pendapatan maskapai ini juga berasal dari permintaan baru untuk menerbangkan kargo karena ketidakstabilan di Laut Merah akibat serangan kelompok Houthi Yaman.
Baca Juga: Penjajah Israel Serang Sejumlah Desa dan Kota di Tepi Barat
Kelompok Houthi meluncurkan rudal ke jalur pelayaran internasional, yang menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel, AS, dan Inggris. Kelompok yang berpihak pada Iran itu mengatakan telah menargetkan lebih dari 80 kapal dengan rudal dan pesawat nirawak sejak Oktober.
Awal tahun ini, El Al mengatakan akan menghentikan penerbangan ke Johannesburg, dengan alasan penurunan permintaan setelah kasus genosida Afrika Selatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional (ICJ).[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: WHO: Serangan Bertubi-tubi Israel ke RS Kamal Adwan Tak Dapat Diterima