London, MINA – Perusahaan keamanan maritim Inggris Ambrey melaporkan sebuah kapal dagang yang berafiliasi dengan rezim Israel telah menjadi sasaran pesawat tak berawak di Laut Arab di lepas pantai barat India.
Perusahaan tersebut mengatakan, Sabtu (23/12) bahwa api di kapal tanker produk kimia berbendera Liberia, yang diidentifikasi sebagai MV Chem Pluto, berhasil dipadamkan tanpa korban awak dalam insiden terjadi 200 kilometer (120 mil) barat daya Veraval, Press Tv melaporkan.
“Beberapa kerusakan struktural juga dilaporkan, air laut masuk dalam kapal. Kapal itu berafiliasi dengan Israel. Terakhir kali menelepon Arab Saudi dan saat itu sedang menuju India,” kata Ambrey.
Seorang pejabat Angkatan Laut India mengatakan bahwa pasukan tersebut menanggapi permintaan bantuan pada Sabtu (23/12) pagi.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
“Keselamatan awak kapal dan kapal sudah dipastikan. Angkatan Laut juga telah mengirimkan kapal perang untuk tiba di daerah tersebut dan memberikan bantuan sesuai kebutuhan,” kata pejabat yang tidak mau disebutkan namanya itu.
Semakin banyak perusahaan internasional yang memutuskan untuk menghentikan pengiriman melalui Laut Merah yang strategis ditengah meningkatnya serangan Yaman terhadap kapal-kapal tujuan Israel.
Ada laporan media bahwa kapal itu membawa minyak dari Arab Saudi, dan sedang menuju pelabuhan Mangalore di India.
Kapal yang menjadi sasaran dikatakan dioperasikan oleh sebuah perusahaan milik seorang pengusaha Israel yang memiliki hubungan dengan beberapa perusahaan minyak India. Kapal itu membawa sedikitnya 20 awak asal India.
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Insiden ini menyusul serangkaian serangan drone dan rudal di Laut Merah oleh Angkatan Bersenjata Yaman sebagai pembalasan atas serangan Zionis Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
Serangan Israel yang tiada henti terhadap Gaza telah menewaskan sedikitnya 20.057 orang, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, di wilayah yang terkepung. 53.320 orang lainnya juga terluka.
Para ahli mengatakan, bahwa operasi militer Israel di Gaza kini dianggap sebagai salah satu operasi paling mematikan dan menghancurkan dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Pada pekan, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan resolusi mengenai perang brutal Israel di Gaza, menuntut peningkatan pengiriman bantuan ke wilayah tersebut tetapi tidak menyerukan penghentian segera genosida tersebut.
Resolusi yang disederhanakan tersebut menuntut semua pihak yang berkonflik untuk mengizinkan “pengiriman bantuan kemanusiaan dalam skala besar secara aman dan tanpa hambatan.”
Resolusi tersebut juga menyerukan penciptaan “kondisi untuk penghentian permusuhan yang berkelanjutan” namun tidak menyerukan diakhirinya pertempuran dengan segera.
Pemungutan suara di Dewan yang beranggotakan 15 orang itu menghasilkan skor 13-0 dengan Amerika Serikat dan Rusia abstain. (T/R4/P2)
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Mi’raj News Agency (MINA)