Oleh: Shamsi Ali, Presiden Nusantara Foundation, New York, Amerika Serikat
Tulisan ini tidak banyak memuat hal baru. Informasi yang disampaikan telah menjadi cerita umum, baik di kalangan komunitas Muslim sendiri maupun non Muslim. Bahwa Komunitas Muslim di Amerika dengan perkembangan tercepat adalah Komunitas Muslim yang berlatar belakang Hispanic.
Komunitas Hispanic Amerika adalah Komunitas yang memiliki latar belakang negara-negara yang berbahasa Spanyol, termasuk yang berbahasa Portugis. Mereka yang nenek moyangnya berasal dari negara-negara yang dikenal dengan negara latin, seperti Meksiko, Kolombia, Guatemala, El Salvador, dan lain-lain. Termasuk di dalamnya mereka yang memang tinggal di sebuah kawasan yang dianeksasi oleh Amerika dan menjadi salah satu negara bagian Amerika; Puerto Rico.
Kali ini yang akan kita bahas adalah apa yang menjadi pendorong utama, atau faktor-faktor apa saja yang menjadikan Komunitas Hispanic mudah menerima Islam. Padahal dikenal bahwa warga Hispanic secara umum adalah warga yang taat dengan agama mereka (Katolik). Gereja-gereja Katolik yang berbasis Hispanic jauh lebih ramai dibanding gereja yang mayoritas jamaahnya warga keturunan Eropa (Caucasian).
Baca Juga: ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu, Yordania: Siap Laksanakan
Sejujurnya ada banyak faktor yang menjadi daya tarik bagi mereka menerima Islam sebagai agama dan jalan hidupnya. Secara umum saya membaginya menjadi dua bagian. Pertama, faktor Islam. Dan yang kedua adalah faktor sejarah.
Faktor agama Islam
Secara umum Islam memang menjadi faktor utama dan daya tarik terutama bagi non Muslim untuk masuk ke agama ini. Baik itu di kalangan Hispanic. Maupun mereka yang berlatar belakang lainnya, termasuk Afro Amerika dan Euro Amerika (istilah yang hampir tidak dipakai). Bahkan akhir-akhir ini juga di kalangan Asian Amerika; China, Korea dan Jepang.
Namun demikian faktor ini menjadi lebih khusus lagi ketika bersentuhan dengan masyarakat Hispanic. Hal itu karena seperti yang disebutkan di atas, mereka cukup taat dengan agama kelahirannya (umumnya Katolik). Mereka secara spiritual sangat dalam dan cukup konsisten.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
Ada beberapa hal yang menjadikan Islam unik dan menarik bagi mereka.
Satu, Kedalaman nilai-nilai spiritual agama Islam. Semua amalan Islam, bahkan amalan-amalan yang bersifat non ritual (social dan kemanusiaan) sekalipun memiliki koneksi spiritual yang dalam. Makan misalnya, justeru yang diminta dalam doa adalah “keberkahan” (allahumma baarik lanaa).
Dua, walaupun secara spiritual sangat dalam, namun Islam pada saat yang sama juga menempatkan akal (rasionalitas) pada posisi yang terhormat. Berbeda dengan agama lain yang terkadang ketika perhatian besar ke aspek spiritual kehidupan material fisikal diabaikan.
Tiga, Islam adalah agama yang sangat diakui keilahiannya (rabbani). Tapi hal itu tidak menjadikannya sebagai agama yang terkungkung oleh kesucian yang tidak merambah dunia realita. Dengan kata lain, Islam menarik karena ajarannya yang praktikal (‘amali).
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional
Empat, Islam menawarkan konsep hidup yang jelas, tegas, namun juga imbang dan realistis. Ketika berbicara tentang kesetaraan jender misalnya, Islam menawarkan konsep yang menyeluruh. Bukan konsep yang mengangkat di satu sisi. Tapi menjatuhkan pada sisi lain. Wanita bebas tapi terjatuh ke dalam perbudakan gaya hidup konsumeris dan hedonis.
Lima, Islam menawarkan pandangan hidup optimis. Bahwa di tengah meningginya tantangan hidup, sekaligus meningginya pessimisme hidup, Islam justeru hadir dengan konsep kehidupan yang optimistik. Islam memandang kehidupan sebagai “proses” dan pada akhirnya tantangannya ada pada bagaimana merespon setiap proses yang ada. Tapi pada akhirnya dengan respon yang baik dan benar terhadap proses-proses itu kehidupan pasti berakhir dengan baik (Jannah).
Faktor sejarah
Selain faktor Islam yang disebutkan di atas, ada faktor lain yang mungkin saja menjadi faktor khusus dan unik bagi warga Hispanic di Amerika Serikat. Faktor itu adalah faktor sejarah mereka.
Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina
Kita mengenal bahwa Islam pernah berkuasa dan mencapai zaman keemasannya di Spanyol ketika itu. Bahkan zaman keemasan saat itulah yang menjadi jalan bagi “renaissance” Eropa yang kemudian menjadi cikal bakal bangkitnya apa yang disebut peradaban Barat saat ini.
Hingga kini berbagai bukti sisa-sisa kemajuan peradaban yang terbangun di bawah kekuasaan Islam masih dapat ditemukan. Bahkan beberapa gereja dan pusat hiburan di Spanyol merupakan bekas rumah-rumah ibadah Islam (Masjid).
Poinnya adalah bahwa penerimaan warga Hispanic terhadap Islam juga dikarenakan kesadaran sejarah akan masa lalu nenek moyang mereka. Banyak di antara mereka yang ternyata masih keturunan Muslim. Hanya saja dalam sejarah kita kenal bahwa ketika kekuasaan Islam runtuh, penguasa Katolik (Ratu Isabell) memaksa mereka untuk menjadi Katolik atau dihabisi.
Itulah sebabnya hingga saat ini sebagian warga Hispanic masih memakai nama-nama Arab. Salah satu nama yang populer di kalangan mereka adalah Omar. Jadilah misalnya Omar Redriguez dan seterusnya.
Baca Juga: Ribuan Warga Yordania Tolak Pembubaran UNRWA
Bienvenido mishermanos y hermanas!
Manhattan, 16 Agustus 2023
(AK/R1/P1)
Baca Juga: Wasekjen MUI Ingatkan Generasi Muda Islam Tak Ikuti Paham Agnostik
Mi’raj News Agency (MINA)